Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bengkulu Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kisah Jokowi yang Pernah 'Menabrak' Larangan Sang Ibunda

  • Oleh Teras.id
  • 26 Maret 2020 - 09:40 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sujiatmi Notomiharjo tak hanya sekadar ibu yang selalu membantu dalam doa, melainkan juga teman diskusi bagi Presiden Joko Widodo atau Jokowi

Jokowi pernah bercerita, bahwa dirinya pernah gagal karena tidak mematuhi larangan sang ibu. Ketika itu, dia hendak membuat cabang usaha mebel di Dubai, Uni Emirat Arab. Usul itu pernah didiskusikan dengan Sujiatmi. 

Dalam diskusi tersebut, sang ibu menolak keras ide tersebut. Namun, Jokowi berkukuh memuka cabang di Dubai. Walhasil, usaha itu berulang kali gagal.

Oleh sebab itu, Jokowi selalu berdiskusi dengan ibunya. Pun ketika hendak maju dalam kontestasi politik.

"Karena saya pernah nabrak apa yang dilarangnya. Hasilnya memang tak berkah, malah gagal total," kata Jokowi seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi 30 Juni 2014.

Pada 2005, pertama kali Jokowi meminta izin Sujiatmi untuk terjun ke dunia politik. Padahal, saat itu bisnis mebel Jokowi sedang jaya-jayanya. Sempat bingung, sang Ibunda akhirnya merestui Jokowi. Berpasangan dengan F.X. Hadi Rudyatmo, Jokowi memenangi pemilihan Wali Kota Solo.

Karir politik Jokowi terus moncer. Setelah periode kedua menjadi Wali Kota Solo, Jokowi diusung maju menjadi Gubernur DKI Jakarta. Berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Jokowi juga menang.

Setelah bekerja menjadi Gubernur Jakarta, Jokowi tetap merasa perlu teman diskusi. Seminggu dua kali dia menelepon ibunya, menceritakan masalah Jakarta yang sedang ramai di televisi atau sekadar menanyakan kesehatannya. Beberapa kali Jokowi juga meminta Sujiatmi mampir ke rumah dinas gubernur di Taman Suropati, Jakarta Pusat.

Pada akhir Desember 2013 dan awal 2014, Jokowi menelepon Sujiatmi. Ia merasa perlu berbicara dengan ibunya mengenai namanya yang diusulkan sebagai kandidat calon presiden dari PDI Perjuangan. Begitu namanya diumumkan Ketua Umum PDIP Megawati sebagai calon presiden pada Maret 2014,  Jokowi menelepon ibunya. Kali itu ia tak lagi berdiskusi, tapi meminta doa restu.

Sang ibu tak hanya memberi restu, tapi juga wejangan dan wanti-wanti. "Saya selalu ingatkan Joko untuk rajin salat, banyak makan, tetap jujur dan ikhlas," ujar Sujiatmi dalam laporan khusus Majalah Tempo berjudul "Setelah Restu Ibu" yang terbit pada 30 Juni 2014.

(TERAS.ID)

Berita Terbaru