Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Menaksir Angka PHK Akibat Pandemi Virus Corona

  • Oleh Teras.id
  • 26 Maret 2020 - 10:50 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Mandeknya aktivitas niaga akibat pandemik virus corona membikin dunia usaha kewalahan lantaran sepinya pembeli. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Jemmy Kartiwa Sastraatmaja mengatakan industri pertekstilan jadi salah satu industri yang sudah mulai terdampak.

“Sekarang memang bisa dipastikan PHK kami jadikan pilihan terakhir, tapi efek tak langsungnya sudah terlihat dari sepinya Tanah Abang,” kata Jemmy, Rabu, 25 Maret 2020.

Pasar Tektstil Tanah Abang Jakarta, merupakan pasar offline yang terbesar di Asia Tenggara dengan transaksi rata-rata harian tembus triliunan rupiah. Jemmy mengatakan ada ribuan tenaga kerja informal yang menjaga ribuan lapak dagang di sana. Jika Tanah Abang sepi, katanya, secara otomatis pabrik-pabrik yang ada di asosiasi kehilangan potensi produksi yang cukup besar.

Untuk bisa mempertahankan para buruhnya, Jemmy mengatakan asosiasi sepakat meminta keringanan dari pemerintah. Dia mengamini jika pemerintah bakal meringankan beban perusahaan dari perpajakan badan (PPh 25), dan gaji karyawan (PPh21). Meski begitu, dia berharap bakal ada kebijakan lanjutan seperti kebijakan di beban tarif listrik dan gas.

“Listrik kami bukan minta gratis, tapi bayar 50 persen sisanya digiro mundurkan 6-12 bulan,” kata Jemmy. Pun, tarif listrik dan gas, ujar Direktur Utama PT Dhanar Mas Concern tersebut, dipatok dengan rujukan nilai tukar rupiah Rp 14 ribuan. Saat ini, katanya, harga listrik dan gas tak masuk hitungan efisiensinya jika harganya mengikuti nilai tukar saat ini yang sudah di atas Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia Pauline Suharno mengatakan gelombang PHK sudah terjadi di sektor bisnisnya. Meski belum masif, ujar Pauline, pengurangan karyawan masih berupa pemutusan kontrak karyawan non tetap. Selain itu, dia menambahkan karyawan yang seharusnya diangkat menjadi karyawan tetap terpaksa ditunda inagurasinya.

“Kalau ngomongin transaksi ya memang nyaris kosong,” katanya. Asosiasi travel agen, katanya, mengharapkan pemerintah segera memberikan insentif susulan.

Anggota Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Tutum Rahanta mengatakan para penyewa tenant di pusat perbelanjaan telah secara resmi meminta keringanan fiskal yang sama dengan para pemain di sektor industri. “Sudah kami ajukan diskon pajak, pemerintah mempersilakan untuk mengusulkan,” kata Tutum.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan pihaknya tengah mengusulkan pelbagai stimulus ekonomi untuk pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Wishnutama belum mendetailkan besaran stimulus yang akan diberikan.

“Kami sedang diskusi dengan pelaku industri, dalam waktu dekat akan diumumkan,” katanya.

(TERAS.ID)

Berita Terbaru