Aplikasi Pilkada Serentak

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Wakil Ketua II DPRD Lamandau: Anak Harus Diberi Pendidikan Seks

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 31 Maret 2020 - 16:06 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak di Kabupaten Lamandau cenderung tinggi.

Tidak kurang dari 7 kasus dalam rentang waktu 3 bulan terakhir telah muncul di permukaan. Jumlah ini diketahui karena adanya laporan kepada kepolisian.

Wakil Ketua II DPRD Lamandau, Vatrean Esaie mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk menghindari anak-anak dari tindak kekerasan. Di antaranya tentang pentingnya pendidikan seks.

Legislator yang biasa dipanggil Yessi ini mengatakan, pendidikan seks yang dimaksud adalah setiap orang tua harus mengajarkan anak agar tahu batasan antara seorang laki-laki dengan perempuan.

Selain itu setiap anak harus mengenal tubuhnya sendiri, sehingga si anak betul-betul mengerti mana bagian tubuh yang boleh disentuh dan mana bagian yang wajib dilindungi.

"Jadi orang tua harus menjaganya. Anak-anak harus mengenal tubuhnya sendiri, ya istilahnya memberikan edukasi seks kepada anak," katanya, Selasa 31 Marer 2020.

Yessi mengatakan para orang tua tidak boleh lengah dalam memperhatikan anak. Meski dengan kerabat dekat, setiap orang tua harus membuat jarak dan batasan, sehingga, menekan potensi kekerasan, terutama kekerasan seksual.

"Misalnya dengan pamannya harus dibuat jarak. Jadi menekan potensi tindak kekerasan seksual tersebut. Setiap orangtua harus waspada karena banyak kasus kekerasan yang pelakunya justru orang terdekat, sehingga sering kali si anak tidak menyadari bahwa dia sedang dalam ancaman," jelasnya.

Selain oleh orang tua, pendidikan seks juga sangat perlu dilakukan oleh guru di setiap jenjang pendidikan, termasuk juga pentingnya dukungan lingkungan yang sehat untuk tumbuhkembangnya si anak.

Politisi Gerindra itu juga menyebut, kasus kekerasan yang paling sering terjadi pada anak di kabupaten Lamandau adalah kekerasan seksual seperti pencabulan dan pemerkosaan, dan sebagian besar korbannya adalah anak perempuan. (HENDI NURFALAH/B-6)

Berita Terbaru