Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Banggai Laut Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jaga Kualitas Udara di Rumah selama Pandemi Corona

  • Oleh Teras.id
  • 09 April 2020 - 14:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah virus corona memunculkan imbauan untuk tetap tinggal di rumah. Namun ada yang perlu diperhatikan selama di rumah saja.

Udara segar di rumah sangat penting untuk dijaga selama beraktivitas di dalamnya akibat pandemi COVID-19. Dikutip dari The Guardian, berikut beberapa kiat menjaga kualitas udara di rumah selama pandemi.

Buka jendela rumah
Ini adalah solusi yang jelas, tetapi efektif untuk menjaga kualitas udara di rumah. "Udara segar bukan musuh, buka jendela," kata Dr. Appelles Econs, spesialis alergi di Klinik Burghwood.

Menurutnya, menutup jendela sepanjang hari akan memungkinkan bahan kimia dan alergen menumpuk di dalam. Bahkan, jika tinggal di kota yang memiliki polusi udara yang cukup tinggi, Anda harus membuka jendela dari waktu ke waktu.

"Anda tidak ingin terjebak di rumah tanpa ventilasi sepanjang hari," kata Dr. Paul Young dari Universitas Lancaster.

Lebih lanjut, ia mengatakan membuka jendela di malam hari ketika lalu lintas di luar berkurang bisa menjadi pilihan yang baik.

Tanaman di dalam rumah ternyata kurang efektif
Penelitian oleh NASA pada 1980-an menemukan bahwa tanaman menghilangkan polutan beracun dari udara. Namun, penelitian ini dilakukan di lingkungan tertutup, mirip dengan kondisi di ruang angkasa. Di Bumi, tanaman akan meningkatkan kualitas udara, tetapi tidak terlalu berdampak.

"Tidak ada efek yang berarti pada kualitas udara karena rumah tidak sepenuhnya merupakan lingkungan kedap udara, selalu ada udara yang masuk dari luar," kata Prof. Pawel Wargocki dari Universitas Teknik Denmark.

Minimalkan polutan di rumah
"Saat memasak, pastikan menyalakan kipas ventilator dan jangan merokok di dalam rumah karena asap bisa bertahan lama di dalam," kata Young.

Pertimbangkan material yang digunakan
Lantai kayu, bukan karpet, dapat meningkatkan kualitas udara. "Banyak karpet dibuat tetap segar dengan formaldehida. "Sebagai perbandingan, lantai kayu lebih baik," kata Econs.

Berita Terbaru