Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Sibolga Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Akhiri Perang Harga Minyak, OPEC+ Sepakat Pangkas Produksi

  • Oleh Teras.id
  • 13 April 2020 - 12:11 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen minyak utama dunia membuat kesepakatan bersejarah untuk memangkas produksi minyak dunia mendekati hampir 10 juta barel per hari yang sekaligus mengakhiri perang harga antara Arab Saudi dan Rusia.

"Saya sangat senang dengan kesepakatan itu,” ujar Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, Senin, 13 April 2020.

Setelah melakukan panggilan dan konferensi video secara maraton selama sepekan, para menteri dari negara OPEC+ dan G20 akhirnya menghasilkan kesepakatan untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 terhadap permintaan minyak.

OPEC+ akan memangkas produksi 9,7 juta barel per hari atau sedikit di bawah proposal awal 10 juta barel per hari. Produksi harus dipangkas agar harga minyak tidak semakin tergelincir.

Sebelumnya, tidak ada mufakat dan kesepakatan antara Rusia dan Arab Saudi yang sudah terjalin sejak 2016 untuk mengurangi produksi minyak.

Di tengah penurunan harga minyak, Arab Saudi justru memutuskan untuk menaikkan jumlah produksi 10 juta hingga 12 juta barel per hari pada bulan depan. Pun demikian dengan Rusia yang bersiap menaikkan jumlah produksi minyaknya.

Perjanjian para menteri dari negara OPEC+ dan G20 mengakhiri bulan penuh gejolak ketika harga minyak mentah Brent jatuh ke level terendah dalam hampir dua dekade terakhir di US$ 20 per barel.

Padahal, awal tahun ini harga masih diperdagangkan di atas US$ 70 per barel. Covid-19 melumpuhkan sejumlah perjalanan udara dan darat, permintaan bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar jet serta diesel.

Kondisi itu menekan industri Amerika Serikat (AS), stabilitas negara yang bergantung kepada minyak, dan mengganggu aliran petrodolar di tengah kondisi ekonomi global yang sedang sakit.

AS, Brasil, dan Kanada akan menyumbang pemangkasan 3,7 juta barel untuk pemangkasan produksi. Sementara itu, negara-negara G20 lainnya akan berkontribusi 1,3 juta barel.

Berita Terbaru