Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sri Mulyani Kaji Kepantasan Harga Pelatihan Kartu Prakerja

  • Oleh Teras.id
  • 02 Mei 2020 - 10:10 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah saat ini sedang meninjau kepantasan harga yang dibebankan dalam pelatihan daring untuk peserta Kartu Prakerja. Hal ini dilakukan sekaligus mengevaluasi kritik publik mengenai dana pelatihan yang tak relevan saat pandemi virus corona atau Covid-19.

"Jadi pemerintah akan memperbaiki terus," kata Sri Mulyani saat diskusi virtual bersama aktor Reza Rahadian, Jumat 1 Mei 2020.

Sri Mulyani mengatakan program Kartu Prakerja ini merupakan realisasikan dari janji kampanye Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam menyiapkan tenaga kerja yang andal. Akibat ada pandemi Covid-19, pemerintah memodifikasi program tersebut agar bisa sekaligus menjadi jaring pengaman sosial atau social safety net yang merupkan salah satu bentuk stimulus langsung kepada pekerja informal yang kehilangan pendapatan.

"Kalau desain kartu prakerja untuk bantuan sosial yang menopang kehidupan senilai Rp 600 ribu itu, bisa makan dan semuanya. Itu sudah seperti bansos," ucapnya.

Sri mengakui realisasi program Kartu Prakerja pada gelombang pertama menuai polemik. Pelbagai kritik muncul lantaran penerima manfaat stimulus tersebut dinilai tak tepat sasaran. Menanggapi hal itu, Sri Mulyani berjanji eksekusi program Kartu Prakerja pada pekan kedua pelaksanaannya bakal mulai membaik.

"Mengenai data, koordinasi, eksekusi, Presiden Joko Widodo telah meminta dilakukan perbaikan. Nantinya minggu kedua, ketiga, sudah membaik dan makin jelas targetnya," ujar Sri Mulyani.

Berdasarkan sumber Tempo, persoalan kepantasna harga sempat dibahas bersama bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (PMO) Denni Puspa Purbasari. Sempat ada wacana anggaran pelatihan dikurangi, platform dibuka, atau pemerintah beli konten lalu pelatihan gratis. Namun, Denni belum memberikan konfirmasi ketika ditanyakan tentang adanya wacana tersebut.

Saat ini, jumlah pendaftar sudah mencapai 8,2 juta. Sedangkan slot penerima manfaat yang disediakan per pekan hanya sekitar 100-200 ribu orang. Hingga saat ini, pemerintah telah membuka dua gelombang Kartu Prakerja. Pada gelombang pertama, jumlah penerima manfaat tercatat sebesar 168.111 orang. Sedangkan pada gelombang kedua, jumlah penerima manfaat mencapai 288.154 orang.

Rencananya pemerintah akan membuka pendaftaran sampai 30 gelombang. Nantinya, total penerima Kartu Prakerja bakal berjumlah 5,6 juta orang. Penerima manfaat ini akan memperoleh insentif sebesar Rp 3,55 juta. Sebanyak Rp 1 juta akan digunakan untuk pelatihan. Sedangkan Rp 2,4 juta sisanya akan diberikan secara tunai. Namun, pecairannya bertahap selama empat bulan. Sedangkan Rp 150 ribu lainnya akan diberikan saat peserta mengisi tiga kali survei.

Partai Nasdem pun meminta pemerintah menyetop pelatihan daring (online) dalam program kartu prakerja. Menurut Nasdem, program latihan itu tak dibutuhkan di masa pendemi Covid-19. Wakil Ketua Umum Parta Nasdem Ahmad M Ali meminta program pelatihan daring diubah menjadi program bantuan langsung untuk mereka yang terdampak wabah Covid-19, terutama yang mengalami pemberhentian kerja.

Menurut Ali, penghentian program pelatihan daring dapat memperbanyak jumlah masyarakat yang menerima manfaat, yaitu dari 5,6 juta orang menjadi 8 juta orang. Ali juga meminta agar pelaksanaan program Kartu Prakerja periode pertama dievaluasi secara menyeluruh agar tidak menjadi masalah ke depannya.

(TERAS.ID)

Berita Terbaru