Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Dompu Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Penyebab Internet RI Lemot, Dari Geografi hingga Infrastruktur

  • Oleh Teras.id
  • 03 Mei 2020 - 20:20 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate membeberkan enam faktor penyebab kecepatan koneksi internet rata-rata Indonesia berada di peringkat keempat terendah dibanding 40 negara lainnya. Pertama, faktor geografis.

"Indonesia memiliki bentangan wilayah geografis yang sangat luas serta kondisi yang berbeda-beda," katanya saat dihubungi Tempo pada Ahad, 3 Mei 2020.

Berdasarkan riset yang dirilis Hootsuite, pada Januari 2020, kecepatan Internet Indonesia rata-rata hanya 20,1 Mbps atau terendah keempat dibanding lebih dari 40 negara lainnya. Kecepatan itu jauh di bawah rata-rata dunia (worldwide) yang mencapai 73,6 Mbps.

Johnny menjelaskan, sebagian wilayah Indonesia memiliki kontur geografis berupa pegunungan dan banyak sungai. Kondisi ini menyebabkan kendala terhadap pembangunan infrastruktur fisik termasuk infrastruktur telekomunikasi.

Kedua, tidak meratanya infrastruktur, khususnya untuk jaringan yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Johnny mengatakan masyarakat umumnya Indonesia menggunakan jaringan seluler (mobile broadband) sebagai jaringan aksesnya. Lantaran jaringan seluler menggunakan spektrum frekuensi radio sebagai media pengantar, ada kerentanan terhadap gangguan sehingga kualitas jaringan yang diterima masyarakat kurang optimal.

Ketiga, faktor daya beli masyarakat. Menurut Johnny, hampir seluruhnya, atau setidaknya 97 persen masyarakat Indonesia masih menggunakan Internet melalui layanan seluler dengan skema prabayar yang dinilai lebih terjangkau. Sedangkan masyarakat yang berlangganan menggunakan jaringan serat optik (FTTH) jumlahnya sedikit karena harganya relatif mahal.

Dengan kondisi ini, akhirnya operator telekomunikasi memilih menjual paket Internet dengan sistem kuota yang terjangkau, namun terbatas secara kuota pemakaian. "Nyaris tidak ada operator yang menawarkan pemakaian yang benar-benar unlimited," ujarnya.

Bila ada operator yang menawarkan pemakaian tak terbatas, umumnya manajemen menerapkan Fair Usage Policy (FUP). Sistem ini akan menurunkan kecepatan pengguna jika pemakaiannya dianggap melebihi batas wajar.

Selanjutnya, faktor keempat adalah jumlah pengguna Internet yang besar. Berdasarkan data Kementerian Kominfo, saat ini jumlah pengguna Internet Indonesia di atas 175 juta orang. Kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap kapasitas yang harus disediakan oleh penyelenggara telekomunikasi.

Selain itu, angka pengguna yang besar juga berpengaruh terhadap statistik yang mempengaruhi nilai-nilai hasil pengukuran. Adapun faktor kelima, masih perlunya pembangun jaringan the last mile serat optik dan perangkat elektronik lainnya sebagai pendukung Palapa Ring.

Berita Terbaru