Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Timor Tengah Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Nangka Naik Pamor Saat Pandemi Covid-19

  • Oleh Teras.id
  • 05 Juni 2020 - 18:50 WIB

TERAS.ID, Jakarta - Hijau, runcing dan dengan aroma manis yang kuat, itulah ciri fisik nangka. Tanaman ini dianggap tak berguna yang tumbuh di halaman belakang warga India. Dan banyak dijumpai di wilayah pantai selatan India. Kini menjadi populer di Barat bagi vegan dan vegetarian.

Dilansir dari tempo.co, sama halnya di Indonesia, nangka hanya tanaman sambilan. Bukan tanaman pokok yang dijadikan perkebunan buah. Namun, popularitas nangka, menjadikan India sebagai produsen nangka terbesar di dunia. Mengutip Al Jazeera, nangka disebut sebagai daging super, berfungsi sebagai pengganti daging di resto-resto top di San Francisco, London, hingga New Delhi. Para koki menyebut teksturnya seperti daging babi ketika tidak matang.

"Ada banyak pertanyaan dari luar negeri ... Di tingkat internasional, minat terhadap nangka telah meningkat berlipat ganda," kata Varghese Tharakkan kepada kantor berita AFP dari kebunnya di distrik Thrissur, Kerala.

Buah, yang beratnya rata-rata 5 kilogram, memiliki daging berwarna kuning lilin ketika matang dan dimakan segar. Bisa dijadikan campuran untuk membuat kue, jus, es krim dan dibuat keripik. Ketika mentah, ia dikategorikan sebagai sayur, yang ditambahkan ke kari atau digoreng, cincang dan tumis. Di Barat, abon nangka menjadi alternatif populer untuk menggantikan daging babi dan bahkan digunakan sebagai topping pizza.

"Orang-orang menyukainya," kata Anu Bhambri, yang memiliki rantai restoran di Amerika Serikat dan India. "Taco nangka telah menjadi hit di setiap lokasi. Potongan daging nangka – dipesan di setiap meja, itu salah satu favorit saya!"

Popularitas nangka bahkan membuat James Joseph berhenti dari pekerjaannya sebagai direktur di Microsoft. Menurutnya, nangka mendapatkan momentum sebagai alternatif bagi para vegan untuk daging.

Diminati Saat Pandemi

Krisis Covid-19, kata Joseph, telah menciptakan dua lonjakan minat konsumen. "Virus corona menyebabkan ketakutan terhadap ayam dan orang-orang beralih ke daging buah nangka. Di Kerala, kuncian menyebabkan lonjakan permintaan nangka hijau dan biji nangka dewasa, karena kekurangan sayuran karena pembatasan perbatasan," jelasnya.

Minat global terhadap veganisme sudah melonjak sebelum pandemi, didukung oleh gerakan-gerakan seperti Senin Tanpa Daging dan Veganuary, dan dengan itu, bisnis nangka menjadi "daging alternatif".

Lalu, kekhawatiran tentang kesehatan dan lingkungan - sebuah laporan PBB tahun 2019 menyarankan untuk mengadopsi lebih banyak pola makan nabati yang dapat membantu mengurangi perubahan iklim - yang berarti konsumen beralih ke merek seperti Impossible dan Beyond Meat untuk pengganti nabati untuk ayam, daging sapi, dan babi.

Tetapi mereka juga menggunakan pengganti yang sudah lama populer di Asia seperti tahu dan tempe berbasis kedelai, dan turunan gandum, serta nangka. Lonjakan permintaan ini menyebabkan semakin banyaknya kebun nangka bermunculan di negara pantai.

Berita Terbaru