Aplikasi Quick Count Hitung Cepat Web & Android

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ketua Harian DAD Kotim: Masyarakat Jangan Percaya Hoax Diskriminasi Perekrutan Pekerja Sawit

  • Oleh Naco
  • 06 Juni 2020 - 11:55 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Ketua Harian, Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Kotawaringin Timur Untung TR mengimbau masyarakat tidak mempercayai kabar bohong atau hoax tentang diskriminasi perekrutan pekerja di sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kotim.

Imbauan tersebut disampaikan Untung menanggapi beredarnya informasi perekrutan pekerja panen sawit di PT Bumitama Gunajaya Agro yang diposting akun media sosial bernama Brian Ray. Hal yang menimbulkan reaksi keras netizen adalah persyaratan di poin nomor 9 yang menyebutkan bahwa pelamar bukan orang pribumi Kalimantan.

Postingan yang dinilai diskriminatif itu dengan cepat beredar dan memancing reaksi masyarakat lokal. Bahkan reaksi berasal dari netizen berbagai daerah di Kalimantan.

"Masyarakat jangan percaya hoax diskriminasi perekrutan pekerja sawit. Kita jangan diadu domba. Manajemen perusahaan sudah kita konfirmasi sudah menegaskan bahwa itu tidak benar karena mereka tidak ada merekrut tenaga kerja, apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19 sekarang ini," kata Untung, Sabtu, 6 Juni 2020.

Imbauan itu disampaikan Untung mencegah terjadinya kesalahpahaman dan hal tidak diinginkan, manajemen PT BGA langsung mengklarifikasi dan membantah hal tersebut. 

Mereka menyampaikan klarifikasi kepada pemerintah daerah, DAD, kepolisian dan lainnya bahwa postingan yang dinilai diskriminasi itu tidak benar dan manajemen perusahaan sama sekali tidak tahu menahu tentang masalah itu.

Atas klarifikasi itu, Untung meminta seluruh masyarakat untuk tidak mempercayai kabar tersebut. Masyarakat diminta mengecek kebenaran informasi yang diterima dan tidak ikut menyebarkan hoax karena bisa mengganggu kondisi daerah yang kondusif saat ini.

Untung juga mengatakan sudah menyampaikan kepada pengurus dan anggota DAD, Batamad dan lainnya untuk tidak menyebarluaskan itu karena itu tidak benar alias hoax. 

"Kita jangan mudah percaya dan jangan mudah terpancing dengan hal seperti ini," tegas Untung. (NACO/B-7)

Berita Terbaru