Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Pangandaran Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Uni Eropa Minta Facebook, Twitter, Google Lapor Hoax Setiap Bulan

  • Oleh Teras.id
  • 11 Juni 2020 - 09:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat senior dari Uni Eropa (UE) meminta perusahaan teknologi Facebook, Google dan Twitter untuk memberikan laporan bulanan tentang upaya mereka melawan disinformasi. Komentar itu datang dari Wakil Presiden Komisi Eropa untuk nilai-nilai dan transparansi Vera Jourova dan kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell.

Mereka menggarisbawahi keprihatinan tentang prevalensi berita menyesatkan mengenai virus corona Covid-19 dan upaya oknum tertentu untuk mempengaruhi Eropa.

Menurut Jourova, ini benar-benar menunjukkan bahwa disinformasi tidak hanya membahayakan kesehatan negara demokrasi, tapi juga membahayakan kesehatan warga negara.

"Ini dapat berdampak negatif pada ekonomi dan merusak respons otoritas publik dan karenanya melemahkan langkah-langkah kesehatan," ujar dia, seperti dikutip laman Reuters, Rabu, 10 Juni 2020.

Jourova memprediksi bahwa berita-berita palsu yang akan muncul selanjutnya mengenai vaksin Covid-19. Karena, dia memberikan contoh, dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa kesediaan orang Jerman untuk divaksinasi telah turun 20 persen dalam waktu dua bulan saja.

Komisi Eropa meminta kepada platform online agar harus memberikan laporan bulanan dengan rincian tentang tindakan mereka untuk mempromosikan konten yang sah. Dan membatasi disinformasi virus corona termasuk iklan yang terkait dengan itu.

Jourova juga mengatakan aplikasi video asal Cina, TikTok, yang dimiliki oleh perusahaan ByteDance, akan bergabung dengan kode etik itu untuk memerangi berita palsu di platformnya. Penandatangan kode etik akan meliputi Google, Facebook, Twitter, dan Mozilla.

Borrell menggambarkan pertarungan berita palsu melibatkan prajurit yang menggunakan keyboard, bukan pedang. "Ada oknum penyebar hoax di negara tertentu, khususnya Rusia dan Cina, telah terlibat dalam operasi pengaruh yang ditargetkan dan kampanye disinformasi di UE, lingkungannya, dan secara global," katanya.

Eksekutif Uni Eropa berencana untuk melawan oknum penyebar hoax dengan meningkatkan strategi komunikasi dan diplomasi, serta memberikan lebih banyak dukungan kepada media independen, pemeriksa fakta dan peneliti. (TERAS.ID)

Berita Terbaru