Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pembangunan 4 Jembatan Gantung di Kecamatan Arut Utara untuk Entaskan Ketertinggalan

  • Oleh Danang Ristiantoro
  • 18 Juni 2020 - 11:15 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pemerintah pusat terus meningkatkan pembangunan infrastruktur. Salah satunya berupa 4 jembatan gantung yang berada di Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).

"Jembatan gantung patut kita syukuri. Di Kotawaringin Barat ada 4 jembatan gantung dari pemerintah pusat," kata Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah, Kamis, 18 Juni 2020.

Belum lama ini, Ahmadi Riansyah memantau pembangunan jembatan gantung yang sudah dibangun, yaitu di Desa Nanga Mua, Kecamatan Arut Utara.

Ahmadi menjelaskan, melalui pembangunan jembatan gantung itu, pemerintah ingin membuka aktivitas masyarakat yang berada di Aruta agar tidak tertinggal. Apalagi Aruta merupakan salah satu kecamatan yang tertinggal di Kobar.

Dia menjelaskan, jembatan penyeberangan orang ini sudah selesai 100 persen, namun belum diserah-terimakan asetnya dari Pemerintah Pusat ke Pemkab Kobar. 

"Mungkin untuk jadwal peresmiannya kita paketkan dengan yang lain. Karena masih terkendala covid-19. maka kegiatan seremonial kita batasi," ungkapnya.

Dia mengatakan, dari evaluasi dalam pembangunannya ketika hujan cukup deras, maka terjadi banjir tepat pada jalan untik menuju jembatan ada cekungan begitu dalam, sehingga tidak bisa dilalui.

Sementara, konstruksi anggaran yang dikucurkan tidak memungkinkan untuk membuat jembatan tambahan di cekungan tersebut. Untuk itu akan dikoordinasikan dengan desa agar mengalokasikan dana desa supaya ini fungsional dengan baik.

"Ini harus kita siasati bersama, karena ini merupakan aset yang cukup besar nilainnya Rp 2 miliar lebih. Di sasa perawatannya, saya minta kepada PU untuk dilakukan pengawasan secara berkala," kata Ahmadi Riansyah.

Adapun jembatan gantung di Desa Nanga Mua ini sangat membantu masyarakat. Sebelum adanya jembatan ini masyarakat harus menyediakan armada penyeberangan. Terlebih ini menjadi jalan penyeberangan pelajar menuju sekolah.

"Sebelum ada jembatan ini, setiap pagi kita menyiapkan kelotok untuk mengantar anak menyebrang ke sekolah," kata salah seorang warga Desa Nanga Mua. (DANANG/B-11)

Berita Terbaru