Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Toraja Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Haji Abdul Rasyid Rindu Pulang Kampung

  • Oleh Tim Borneonews
  • 20 Juni 2020 - 18:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Hampir tiga bulan, pemilik PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), Haji Abdul Rasyid AS, tidak bisa meninggalkan Singapura karena pandemi covid-19. Karena itu, ia bahagia sekali bisa menginjakkan kaki kembali di Pangkalan Bun.

Sumringah betul Haji Abdul Rasyid AS. Pengusaha nasional asal Kalimantan Tengah itu, gembira bukan alang-kepalang begitu menjejakkan kaki kembali di Kota Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Jumat pagi, 19 Juni 2020. Dengan pesawat pribadi AR 227, pemilik konglomerasi Citra Borneo Indah (CBI) Group itu, tiba di kampung halaman bersama istri Hj. Nuriyah dan cucunya.

“Saya rindu kampung halaman. Alhamdulillah bisa kembali ke sini, sudah tiga bulan lebih tidak pulang kampung,” kata Haji Abdul Rasyid dalam keterangannya di Pangkalan Bun, Sabtu (20/6/2020).

Memang selama pandemi virus corona penyebab coronavirus disease 2019 atau covid-19, Haji Abdul Rasyid tertahan di Singapura, tempatnya bermukim sementara untuk mengurus kepentingan bisnisnya secara internasional. Ada larangan ketat terbang dari dank e Kota Singa itu, berkaitan dengan penyebaran virus yang dikabarkan berasal dari Wuhan, Hubei, China itu.

Setelah kondisi dirasa mulai memungkinkan, perjalanan rindu ke kampung halaman kembali dirancang. Untuk itu, Haji Abdul Rasyid dan rombongan harus menjalani proses ketat protokol kesehatan, dan pencegahan covid-19. Antara lain melalui pemeriksaan PCR, dan lain sebagainya.

Meski lama tak berkunjung, perhatian Haji Abdul Rasyid terhadap daerahnya tetap besar. Secara rutin ia tetap memberikan bantuan untuk masyarakat. Belum lama ini, untuk membantu masyarakat di tengah pandemi covid-19, pemilik saham terbesar perkebunan, dan industri kelapa sawit PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) itu, menyalurkan 47 ribu sembako se-Kalteng. Itu belum termasuk sumbangannya melalui CSR, dan zakat fitrah yang rutin dibagikan setiap tahun.

Yang juga patut dipujikan, sejauh ini Haji Abdul Rasyid tetap mempertahankan seluruh karyawannya yang tersebar di berbagai perusahaan. Di tengah kesulitan yang dihadapi para pengusaha, ia berprinsip apapun yang terjadi para karyawan adalah aset. Karena itu, harus tetap dipertahankan, meski harus mengetatkan ikat pinggang, dengan meningkatkan efisiensi perusahaan.

“Karyawan adalah aset perusahaan, yang selama ini sudah bersama berjuang untuk mengembangkan perusahaan. Karena itu, apapun yang terjadi tidak boleh ada yang dirumahkan, atau di-PHK,” katanya.

Haji Abdul Rasyid adalah pengusaha nasional yang membangun usahanya dari daerah. Meski bisnisnya sudah merambah berbagai wilayah internasional, ia tetap mempertahankan kantor pusatnya di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Ia membuktikan, sukses tetap bisa diraih dengan tidak melupakan daerah, awal semuanya dimulai.

Haji Abdul Rasyid termasuk pengusaha sukses, yang masuk daftar Indonesia’s 50 Richest 2018. Laman forbes.com menuliskan, dengan usahanya yang bergerak di bidang perkebunan, dan industri sawit, berhasil mengantarkannya di urutan ke-50 sebagai miliarder Indonesia. Total kekayaannya pada 2018 sebesar USD600 juta atau setara dengan Rp 8,4 triliun. (B-5)

Berita Terbaru