Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Mamuju Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Cerita Pelajar yang Terlempar PPDB Jakarta karena Usia

  • Oleh Teras.id
  • 03 Juli 2020 - 08:30 WIB

TEMPO.COJakarta - Aristawidya Maheswari harus menerima kenyataan pahit setelah gagal dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB Jakarta) 2020 di jalur prestasi. Ia terlempar karena faktor usia padahal dari sisi prestasi terbilang bagus.

"Arista sudah coba jalur prestasi, tapi gagal sebab aturannya mengharuskan penghargaan yang diraih dalam dua tahun terakhir," kata nenek Arista, Siwi Purwanti (60 tahun) di Jakarta, Kamis, 2 Juli 2020.

Pelajar alumnus SMPN 92 Jakarta Timur itu tinggal di Rumah Susun Jatinegara Kaum, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Dinding ruangan tempat tinggal yang berukuran 8x4 meter persegi dihiasi berbagai karya Arista berupa seni lukis bertema anak-anak hingga pemandangan alam.

Di antara puluhan lukisan terselip sejumlah pigura kaca yang membungkus frame foto Arista bersama sejumlah tokoh nasional seperti Gubernur DKI Anies Baswedan, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Almarhum Ani Yudhoyono, hingga BJ Habibie. Di sudut ruang tamu terdapat rak kayu bertingkat lima yang penuh dengan piala hingga plakat penghargaan yang pernah diraih Arista.

Dari sekian banyak penghargaan, terdapat setidaknya dua piala yang membuat anak yatim piatu itu bangga. Ia merupakan juara III Lomba Cipta Seni Pelajar Tingkat Nasional di Istana Cipanas dan juara I Festival Lomba Seni Kementerian Perhubungan.


"Dua penghargaan itu diraih Arista saat dia masih kelas lima SD. Saat itu memang dia aktif sekali ikut lomba. Setiap pekan pasti ikut lomba dan juara," tutur Siwi.

Namun sejak Arista duduk di bangku SMP, kegiatan lomba mulai jarang diikuti dan lebih aktif berorganisasi sosial untuk mengajar seni lukis kepada anak jalanan dan pengunjung Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA). "Itulah sebabnya anak saya tidak lolos dalam seleksi prestasi non akademik. Walaupun nilai rata-ratanya 81,72," ujar Siwi.

Upaya lain pun ditempuh melalui jalur afirmasi Kartu Jakarta Pintar (KJP), zonasi, dan jalur prestasi akademik. Namun tetap kandas akibat faktor usia. Arista hingga Kamis pekan ini telah berusia 15 tahun, delapan bulan, tiga hari. Namun sejak faktor umur menjadi acuan utama PPDB Jakarta, Arista kalah bersaing dengan siswa yang umurnya lebih tua. "Yang paling banyak diterima justru peserta yang usianya 16 tahun, malah ada yang 19 tahun," kata Siwi.

Sementara untuk menempuh pendidikan swasta, kata Siwi, diperlukan biaya mahal. "Kakek dan nenek saya pensiunan. Saya biasanya dapat uang dari hasil jualan lukisan. Pernah dibeli oleh pejabat negara dua lukisan laku Rp 10 juta," kata Arista.

PPDB Jakarta tahun ini menimbulkan polemik karena syarat usia. Sejumlah orangtua murid memprotes syarat tersebut lantaran dianggap tidak adil bagi anak berusia muda. Hingga kini, Dinas Pendidikan tidak mengubah kebijakan PPDB Jakarta 2020/2021.

TERAS.ID

Berita Terbaru