Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Warga Bandung Akan Uji Akhir Calon Vaksin Covid-19 Asal Cina

  • Oleh Teras.id
  • 06 Juli 2020 - 11:20 WIB

TEMPO.CO, Bandung - Tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) tengah menyiapkan uji klinis vaksin Covid-19 asal Cina di Bandung. Uji klinis itu rencananya akan dimulai Juli ini. Jumlah relawan imunisasi vaksinnya ditargetkan 1.640 orang.

Ketua tim, Kusnandi Rusmil, mengatakan uji klinis itu kerja sama Unpad dan PT Bio Farma dengan Sinovach Biotech yang memproduksi vaksin CoronaVac. Uji klinis serupa juga dilakukan di Cina. “Sekarang uji klinisnya fase tiga atau tahap akhir,” ujarnya kepada Tempo, 17 Juni 2020.

Uji klinis vaksin tahap akhir itu, menurutnya, harus dilakukan di beberapa kota atau negara. Pesertanya minimal 800 orang di satu lokasi. Di Indonesia, Kusnandi memilih lokasinya di Bandung. Tim bentukannya menghimpun selusin dokter spesialis dan 30 dokter umum untuk memantau relawan uji vaksin.

Dia menargetkan uji klinis itu bisa rampung dalam waktu 9 bulan. Jangka waktu itu dinilai optimal. “Saya nggak mau gagal, dengan kualitas terjaga jangan sampai buang waktu, tenaga, dan dana,” kata Kusnandi.

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung itu punya reputasi terlibat 30-an kali dalam uji klinis vaksin, di antaranya bersama Bio Farma. “Rencananya uji vaksin dimulai pertengahan atau akhir Juli 2020 sesuai kesiapan Bio Farma,” ujarnya.

Para relawan akan disuntik vaksin CoronaVac dua kali secara bertahap sambil diperiksa untuk mengetahui efek dan dampak vaksin. Perulangan imunisasi itu, kata Kusnandi, karena jenis vaksinnya berasal dari virus Corona yang dimatikan, bukan dari kuman hidup.

Head of Corporate Communications Bio Farma Iwan Setiawan mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan Sinovac Biotech untuk mengembangkan CoronaVac. Sebelumnya mereka bermitra untuk penyediaan Inactivated Polio Vaccine (IPV) atau vaksin polio yang disuntikkan.

Kali ini bentuk kerja samanya diawali dengan uji klinis tahap ketiga. “Untuk melihat khasiat dan efek samping dari vaksin tersebut,” katanya lewat penjelasan tertulis, Rabu 24 Juni 2020.

Jika lolos uji, rencananya produk CoronaVac ini akan diproduksi dan ditujukan untuk pasar Indonesia. Bio Farma akan mengekspor seperti ke negara Asia Tenggara bila ada kelebihan kapasitas produksi. “Setidaknya produksi Bio Farma sekitar 100–250 juta dosis vaksin COVID-19 per tahun,” ujar Iwan. Soal harga belum terbuka, “Yang pasti tidak akan memberatkan masyarakat dan terjangkau.”

Target produksinya pada kuartal pertama 2021 dengan syarat uji klinis tahap ketiga dan audit Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) serta Nomor Izin Edan vaksin berjalan lancar. (TERAS.ID)

Berita Terbaru