Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

KKP Tetapkan 33 Perusahaan Calon Eksportir Benih Lobster

  • Oleh Teras.id
  • 09 Juli 2020 - 11:31 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Calon eksportir benih bening lobster terus bertambah. Dalam kurun waktu dua bulan usai keran ekspor dibuka, puluhan perusahaan telah ditetapkan sebagai calon pengirim benih ke luar negeri.

Keran ekspor dibuka sejak 5 Mei 2020 usai Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 12 Tahun 2020. Beleid itu melegalkan penangkapan benih lobster untuk budidaya untuk kemudian diekspor.

Selama 4 tahun terakhir benih lobster dilarang ditangkap untuk budidaya dan ekspor. Di akhir bulan yang sama, kementerian menetapkan 9 perusahaan sebagai eksportir benih lobster.

Jumlahnya bertambah menjadi 26 perusahaan hingga awal Juli. Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Rina menyatakan hingga 7 Juli terdapat 33 calon eksportir benih bening lobster yang telah ditetapkan kementerian.

"Data dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap," ujarnya kepada Tempo, Rabu 8 Juli 2020. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Zulficar Mochtar tak menjawab pertanyaan Tempo mengenai perkembangan jumlah calon eksportir ini.

Dia hanya membaca pesan Tempo yang dikirim melalui Whatsapp saat ditanya mengenai total eksportir yang akan diberikan kementerian.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan pihaknya masih membuka pendaftaran untuk menjadi eksportir benih lobster. Kesempatan ini terbuka bagi siapa pun, tak terkecuali politikus.

Kementerian memiliki tim verifikasi untuk menyeleksi badan usaha. Berdasarkan penelusuran Tempo, sejumlah perusahaan yang telah ditetapkan sebagai calon eksportir terafiliasi dengan Partai Gerindra, partai asal Edhy Prabowo.

Salah satunya adalah PT Bima Sakti Mutiara. Komisaris perusahaan ini adalah Hashim Sujono Djojohadikusumo, adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Gerindra. Di kursi Direktur Utama tercatat nama Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, putri Hashim.

Saraswati tak ambil pusing soal anggapan konflik kepentingan dengan status perusahaannya sebagai eksportir. “Tuhan tahu mana yang bener. Kalau dapat izin terus berkarya membawa nama Indonesia, what is the problem”

Berita Terbaru