Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Mandailing Natal Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Air Disejumlah Sungai Besar Meluap, 7 Kecamatan di Lamandau Dikepung Banjir Besar

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 11 Juli 2020 - 05:46 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Curah hujan tinggi di sejumlah wilayah hulu sungai besar di Kabupaten Lamandau hingga kini masih terus terjadi. Akibatnya, puluhan desa kini telah terkena dampak banjir akibat air sungai yang terus meluap.

Jumat 10 Juli 2020 Bupati Lamandau Hendra Lesmana didampingi Wakil Bupati Riko Porwanto dan Komandan Kodim 1017/Lamandau serta dinas terkait memantau langsung kondisi banjir desa-desa di lintas jalan negara yang masuk wilayah Kecamatan Lamandau.

Bupati dan rombongan juga membawa ratusan paket bufferstock untuk di drop ke daerah-daerah yang masih dapat dijangkau. Seperti ke Desa Penopa Kecamatan Lamandau yang saat ini sebagian besar wilayahnya juga terendam banjir. Di desa tersebut, setidaknya ada 135 KK dari 3 RT yang rumahnya terdampak banjir. 

Di sela-sela memantau langsung kondisi banjir, Bupati Hendra juga menyebut sebanyak 7 tujuh dari 8 Kecamatan di Lamandau saat ini terkepung banjir besar. Berdasrkan data hingga Jumat 10 Juli 2020 siang, dari 7 kecamatan itu ada kurang lebih 1500 KK yang tersebar di 33 desa terendam air akibat luapan air sungai.

"Bencana banjir di Lamandau kali ini memang cukup parah, volume air di sungai-sungai besar di wilayah-wilayah hulu sungai sangat tinggi, bahkan telah melauap sebelum turun ke wilayah hilir," kata Hendra Lesmana.

Luapan air sungai, kata Hendra, telah membanjiri desa-desa yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS), seperti halnya untuk sungai Batangkawa yang telah meluap sejak dari Desa Kina dan sekitarnya. Hal yang sama juga terjadi untuk DAS Sungai Bulik, Sungai Lamandau, Sungai Menthobi dan Sungai Belantikan.

Hendra Lesmana juga menyebut, akibat banjir besar yang terjadi di sejumlah wilayah dipastikan bahwa akses tranportasi darat ke berbagai wilayah banyak yang terputus. Termasuk kases jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan Kalteng-Kalbar.

"Untuk akses jalan nasional trans Kalteng-Kalbar sejak Kamis kemarin sudah terputus, Berdasarkan data perhari ini (Jumat 20 Juli 2020) ada sedikitnya 11 titik yang ketinggian genangan airnya diatas satu hingga dua meter. Bahkan kalau ditotal dengan ketinggian genangan air dibawah satu meter jumlahnya sudah ada lebih dari 30 titik atau spot," sebutnya. 

Hendra Lesmana juga telah mengintruksikan semua Camat untuk terus memantau dan mengupdate data serta melakukan upaya penanggulangan masyarakat terdampak. Hendra juga meminta masyarakat yang tinggal di DAS hilir sungai untuk meningkatkan kewaspadaannya. 

Termasuk masyarakat yang ada di Kota Nanga Bulik dan sekitarnya khususnya yang ada di wilayah bantaran sungai. Mengingat wilayah hilir merupakan wilayah yang terdapat banyak pertemuan berbagai DAS. (HENDI NURFALAH/B-5)

Berita Terbaru