Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kisah Desy Melatih Anak-anak Casciscus Bahasa Inggris di Rumah Belajar Gege

  • Oleh Agustinus Bole Malo
  • 19 Juli 2020 - 06:15 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang - Sabtu siang pukul 14.10 WIB, cuaca cukup panas saat Borneonews tiba di Rumah Belajar Gege di RT 02 Desa Jaar Kecamatan Dusun Timur Kabupaten Barito Timur. Namun di dalam ruang ruko yang disulap menjadi tempat belajar tersebut terdengar suara riuh anak-anak usia TK hingga SD begitu bersemangat bermain sambil belajar.

Desy Apriati yang akrab dipanggil Miss oleh murid-muridnya menyambut dengan dengan ramah sambil sambil memberi kode agar anak-anak turut menyambut Borneonews.

"Good afternoon, Sir," sapa beberapa anak serentak dalam bahasa Inggris, sebelum Desy mempersilahkan masuk dan mulai memperkenalkan rumah belajar yang dikelolanya.

Desy mulai membuka Rumah Belajar Gege pada bulan Maret tahun 2019, hal ini berangkat dari kerinduannya untuk mengabdikan ilmu yang diperolehnya sebagai sarjana pendidikan bahasa inggris dari Universitas Palangka Raya, sekaligus mencerdaskan anak-anak di lingkungan sekitar tempat tinggalnya di Desa Jaar.

Sebagai seorang guru honorer di SDN 1 Jaar, memulai rumah belajar ini menjadi pergumulan tersendiri, dia tidak memiliki uang yang cukup cukup untuk mewujudkan keinginannya tersebut saat itu, beruntung ada seseorang yang menyumbang uang sebesar Rp 500 ribu saat memulai membuka rumah belajar, uang itulah yang dipakai untuk membeli alat peraga, dengan ditambah uang pribadi, demi mendukung metode belajar bahasa inggris yang diterapkannya di Rumah Belajar Gege.


"Mereka tidak butuh guru yang pintar, mereka butuh guru yang punya media untuk memudahkan mereka untuk belajar," jelas Desy yang menyelesaikan pendidikan bahasa Inggrisnya pada tahun 2008 dan pernah mengajar di beberapa sekolah ini memberi alasan.

Selain mendapat bantuan untuk membeli alat peraga, Desy juga beruntung pamannya meminjamkan ruko yang bersebelahan dengan tempat tinggalnya untuk kemudian disulap menjadi rumah belajar. Tidak ketinggalan teman gurunya di SDN 1 Jaar membantunya melukis dinding ruko tersebut sehingga terlihat menarik untuk anak-anak.

Dia menjelaskan, metode belajar bahasa inggris yang diterapkannya, jarang memberikan lembar tugas kepada anak-anak namun langsung meminta mereka mempraktekkan berbicara dalam bahasa inggris yang biasanya dimulai dari memperkenalkan diri, keluarga atau menyebutkan nama benda-benda di sekitarnya.

"Fokus kami bukan di belajar bahasa inggrisnya tapi justru bagaimana melatih anak tersebut percaya diri dan berani tampil, jadi lebih banyak speakingnya," papar Desy yang membuat jadwal belajar dua kali dalam seminggu yakni hari Senin dan Sabtu.

Wanita kelahiran tahun 1985 yang kini telah melatih lebih dari 30 anak di Rumah Belajar Gege ini menuturkan, awalnya anak-anak masih malu untuk tampil namun setelah 3-4 minggu mereka sudah berani tampil, bahkan setelah itu biasanya mereka yang memilih topik untuk belajar.

Berita Terbaru