Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kuatan Singingi Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ini Yang Dilakukan Pelaku Usaha Kerajinan Rotan di Kapuas di Tengah Pandemi Covid-19

  • Oleh Dodi Rizkiansyah
  • 19 Juli 2020 - 12:00 WIB

BORNEONEWS, Kuala Kapuas - Hampir semua sektor perekonomian merasakan dampak dari adanya Pandemi corona virus disease atau covid-19, tak terkecuali salah satu pelaku usaha kerajinan rotan di Kabupaten Kapuas.

Seperti Slamet, seorang pelaku usaha kerajinan rotan di Desa Pulau Telo Baru, Kecamatan Selat Kabupaten Kapuas, mengalami penurunan omset karena Pandemi covid-19.

Ia masih berjuang mengembalikan omset dan berharap tatanan normal baru atau new normal menjadi secerca harap bagi Usaha Kecil Menengah (UKM).

Untuk itu, ia terus mendongkrak kreatifitas. Agar tetao bisa bertahan, dan melanjutkan usahanya di tengah pandemi yang terjadi.

Pemilik UD Nabil Reyhan Rotan di kawasan One Village One Product (OVOP) Kerajinan Rotan Desa Pulau Telo Baru tersebut kini mencoba bangkit dari terhempasnya pesanan kerajinan dampak wabah virus corona melanda beberapa waktu terakhir.

Aktivitas pengolahan kerajinan rotan pun terus berjalan di tempat tinggal sekaligus tempat usahanya. Meski tak sebanyak hari biasanya sebelum virus corona datang melanda.

Slamet dan karyawannya, mencoba mengasah kreativitas kerajinan yang diolah. Lebih variatif dari segi pembuatan dan mencoba menarik lagi minat pembeli dan langganan dengan produk olahan ragam pilihan.

"Walaupun secara omset jauh menurun selama pandemi ini, tapi kami berupaya terus melanjutkan usaha kerajinan rotan ini," kata Slamet, Minggu, 19 Juli 2020.

Pihaknya mengangkat kearifan lokal dengan ragam produk olahan kerajinan rotan. Mulai dari tas, tikar, keranjang, topi, tudung saji dan lain sebagainya.

Terus berkembang lagi sampai membuat pajangan dari rotan, bingkai, tempat cermin, tempat bunga, kursi rotan dan lain sebagainya.

Pemasaran kerajinan rotan milik Slamet, sudah sampai ke banyak wilayah. Banjarmasin dan Kalsel pada umumnya, Palangkaraya dan Kalteng umumnya, Bali, Jawa dan bahkan tembus pasar internasional.

"Kalau ekspor ada, cuma tidak langsung dari kami, tapi melalui Banjarmasin. Kalau ambil keseluruhan, sebulan itu bisa tembus omset Rp 150 juta," ungkapnya.

Hingga pandemi virus corona menghantam seluruh sektor dan sendi kehidupan manusia. Termasuk usaha yang digelutinya.

Berita Terbaru