Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Labuhan Batu Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Peretas Twitter Ternyata Sekelompok Anak Muda

  • Oleh Inilah.com
  • 20 Juli 2020 - 12:10 WIB

INILAHCOM, San Francisco - Pelaku yang terlibat dalam peretasan akun Twitter sejumlah tokoh ternama dunia pada Rabu pekan lalu (15/7/2020), ternyata adalah anak-anak muda yang tidak memiliki hubungan dengan negara atau kejahatan terorganisir.

Serangan siber, yang sedang diselidiki oleh Twitter dan FBI itu, dimulai dengan pesan lucu antara peretas di platform Discord, obrolan yang populer di antara para gamer, demikian The New York Times melaporkan.

New York Times mengaku telah mewawancarai empat orang yang berpartisipasi dalam peretasan tersebut.

"Wawancara menunjukkan bahwa serangan itu bukan hasil kerja satu negara, seperti Rusia, atau kelompok peretas yang canggih," lapor New York Times.

"Sebaliknya, serangan tersebut dilakukan oleh sekelompok anak muda --salah satunya mengatakan tinggal bersama ibunya-- yang berkenalan satu sama lain karena memiliki obsesi untuk memiliki nama pengguna yang tidak biasa, satu huruf atau satu angka, seperti @y atau @6," lanjut laporan itu.

Peretasan terjadi pada sejumlah pengguna ternama, mulai dari miliader yang juga CEO Tesla Elon Musk hingga kandidat presiden AS Joe Biden, yang menimbulkan pertanyaan tentang keamanan Twitter.

"Berdasarkan apa yang kami ketahui saat ini, kami percaya sekitar 130 akun menjadi sasaran para penyerang sebagai bagian dari insiden itu," kata Twitter dalam sebuah cuitan.

"Untuk sebagian kecil dari akun ini, para penyerang bisa mendapatkan kendali atas akun tersebut dan kemudian mengirim cuitan dari akun itu."

Cuitan dari peretas mencoba menipu pengikut akun resmi Apple, Uber, rapper Kanye West, pendiri Microsoft Bill Gates, mantan presiden AS Barack Obama, dan banyak lainnya pada Rabu pekan lalu, untuk mengirim mata uang digital bitcoin.

Twitter mengatakan serangan tersebut tampaknya merupakan 'serangan rekayasa sosial terkoordinasi oleh orang-orang yang berhasil menargetkan sejumlah karyawan kami untuk akses ke sistem dan alat internal'.

Berita Terbaru