Aplikasi Manajemen Relawan Pilkada 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Covid-19 Bukan Aib, Ini Cerita Pasien Yang Sembuh

  • Oleh Wahyu Krida
  • 20 Juli 2020 - 12:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Setelah sempat dua minggu di karantina di Gedung LPTQ akibat terpapar covid-19, pasien yang sudah dinyatakan sembuh yaitu Ningsih Dannari warga Kelurahan Baru, Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menceritakan pengalamannya saat menjalankan protokol kesehatan tersebut.

Melalui sambungan telepon, Senin, 20 Juli 2020 pagi, Ningsih bersedia membagikan pengalamannya mulai saat ia sekeluarga diketahui positif covid-19, mengikuti anjuran isolasi dan akhirnya dinyatakan sembuh.

"Awalnya saya sempat mengalami flu dan batuk. Kemudian saya segera memeriksakan diri ke IGD RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Saat itu saya sempat disarankan oleh beberapa rekan untuk tidak berobat, karena di anggap sakit flu biasa dan nanti di anggap covid-19," jelas Ningsih.

Namun, menurut Ningsih, akibat menderita flu dan batuk ia kehilangan total daya penciumannya.

"Saya tidak bisa mencium aroma apapun. Padahal biasanya kalau menderita flu atau batuk saya masih bisa mengenali aroma," jelas Ningsih.

Ningsih mengatakan, sekitar tanggal 30 Juni 2020 ia melakukan pengambilan swab di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan 

"Sebelumnya, saat melakukan rapid test di Labkesda hasilnya non reaktif. Setelah itu saat saya diambil swab, barulah ketahuan hasilnya positif covid-19," 

"Pertama kali yang diketahui positif adalah, suami, kemudian anak saya yang berusia 17 tahun, lalu saya  dan terakhir anak saya yang berusia 6 tahun dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG). Saya dan anak saya yang berusia 6 tahun dikarantina di eks Klinik Kusuma, sedangkan suami dan anak saya yang berusia 17 tahun di Gedung LPTQ, " jelas Ningsih.

Menurut Ningsih, awalnya ia sempat  minder dan merasa dikucilkan saat menjalani karantina.

"Namun selama menjalani karantina, saya diberi semangat oleh tenaga kesehatan bahwa anggapan seperti itu malah membuat penderita down mentalnya dan berpengaruh menurunkam imunitas tubuh," jelas Ningsih.

Saat ini, lanjutnya, dia bersama suami dan anaknya yang berusia 6 tahun sudah dinyatakan sembuh.

"Yang masih menjalani karantina di LPTQ adalah anak saya yang berusia 17 tahun," bebernya. 

Saat ditanya apakah ia bersedia diwawancarai dan membagikan ceritanya pada publik, dengan tegas Ningsih mengiyakan.

"Kenapa saya harus menutupi apa yang saya alami. Covid-19 bukan aib. Ini adalah bencana yang dialami dunia. Karena siapapun mempunyai potensi terpapar covid-19, bila ia sempat melalaikan protokol kesehatan. Bahkan petugas medis yang menggunakan APD lengkap saja ada yang terpapar," tutur Ningsih. (WAHYU KRIDA/B-7)

Berita Terbaru