Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kaimana Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ejek Sanksi Amerika, Pejabat Cina Tawarkan USD 100 ke Donald Trump

  • Oleh Teras.id
  • 08 Agustus 2020 - 23:59 WIB

TEMPO.COJakarta - Pejabat Cina yang mewakili Beijing di Hong Kong mengejek sanksi Amerika Serikat terhadap pejabat Hong Kong dengan menawarkan US$ 100 (sekitar Rp 1,4 juta) ke Presiden Donald Trump.

"Dimasukkan ke dalam daftar sanksi AS berarti saya telah melakukan apa yang harus saya lakukan untuk bangsa dan Hong Kong," kata Luo Huining, direktur kantor penghubung pemerintah pusat di Hong Kong, dikutip dari South China Morning Post, 8 Agustus 2020.

Luo Huining adalah salah satu dari 11 pejabat Hong Kong yang masuk daftar sanksi AS dengan menuduh mereka membatasi kebebasan warga Hong Kong. Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, juga masuk dalam daftar hitam Washington.

Namun demikian, Luo mengatakan dia sama sekali tidak memiliki aset di luar negeri.

"Bukankah sanksi itu sia-sia karena saya tidak punya aset di luar negeri Tentu saja, saya juga dapat mengirim US$ 100 kepada Tuan Trump untuk dibekukan," kata Luo dalam pernyataannya.

Ketika Luo mencemooh sanksi tersebut, kantornya mengeluarkan pernyataan terpisah, mengecam langkah AS sebagai campur tangan dalam urusan Hong Kong.

"Jika AS yakin apa yang disebut sanksi akan memaksa Cina untuk berkompromi, maka mereka telah membuat perhitungan yang salah," kata kantor penghubung Beijing di Hong Kong.

Kantor penghubung menambahkan bahwa undang-undang keamanan nasional, yang memicu sanksi AS dan diberlakukan pada 30 Juni, diperlukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban Hong Kong, dan Cina bertekad untuk melindungi kedaulatannya.

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, mengenakan masker wajah untuk mencegah wabah penyakit virus corona (Covid-19), saat menghadiri konferensi pers di Hong Kong, Cina, 31 Juli 2020. [REUTERS / Lam Yik]

Pemerintah Hong Kong mengatakan sanksi itu "tidak tahu malu dan tercela" dan mewakili campur tangan "terang-terangan dan biadab" dalam urusan internal Cina.

"Kami tidak akan diintimidasi," kata seorang juru bicara pemerintah.

Berita Terbaru