Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Tanjung Jabung Barat Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bentuk Klaster Pariwisata, Erick Thohir: Bukan Ingin Bunuh Pesaing

  • Oleh Teras.id
  • 19 Agustus 2020 - 00:40 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengatakan rencana pemerintah membentuk klaster BUMN pariwisata bukan bertujuan untuk mematikan pesaing. Sebab, maksud program tersebut ialah memperkuat ekosistem sektor pariwisata dan turunannya. 

"Bukan berarti dengan menggabungkan BUMN kita ingin membunuh pesaing, seperti Lion Air, hotel-hotel swasta atau asing. Tapi kami ingin bagaimana membentuk ekosistem yang baik," tutur Erick dalam konferensi virtual, Selasa, 18 Agustus 2020.

Klaster BUMN pariwisata akan terdiri atas delapan perusahaan. Beberapa perseroan yang bakal bergabung adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Sarinah (Persero), PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura (II) Persero, dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC.

Pembentukan klaster BUMN merujuk pada kesuksesan Himbara atau Himpunan Bank Milik Negara. Setelah perusahaan pelat merah tersebut bersinergi, masing-masing perseroan dianggap semakin mampu membenahi supply chain atau rantai pasoknya. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan daya saing dengan perusahaan lain, baik swasta maupun BUMN.

Tak hanya memaksimalkan fungsi masing-masing perusahaan dari lini bisnis, pembentukan klaster BUMN juga mengoptimalkan penugasan perseroan sebagai entitas negara. "Yang enggak kalah penting, BUMN punya penugasan. Terbukti di masa Covid-19, banyak penugasan bisa jalan karena fundamental dan infrastruktur yang dimilki BUMN," katanya.

Saat ini secara keseluruhan, Kementerian BUMN memiliki 12 klaster. Pembentukan klaster tersebut merupakan bagian dari upaya Erick melakukan efisiensi terhadap perusahaan-perusahaan pelat merah.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat menyinggung soal pembentukan klaster BUMN pariwisata. Ia mengatakan sektor pariwisata dan penerbangan berkontribusi cukup banyak dalam kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 yang mencapai minus 5,32 persen.

Selama pandemi Covid-19, kata Jokowi, dua sektor ini sangat terdampak. Pada triwulan II, wisatawan mancanegara yang ke Indonesia hanya berjumlah 482 ribu. Angka ini turun 81 persen quarter to quarter dan turun 84 persen year-on-year.

Untuk itu, pemerintah akan memberi perhatian khusus terhadap dua sektor ini guna menggenjot pertumbuhan ekonomi kuartal III. Salah satunya, dengan penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata.

"Kita harus melakukan transformasi di bidang pariwisata dan penerbangan melalui penataan yang lebih baik, rute penerbangan, penentuan hub, superhub, dan kemungkinan penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata sehingga arahnya semakin kelihatan," kata Jokowi, 6 Agustus 2020.

TERAS.ID

Berita Terbaru