Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kepahiang Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BTN Targetkan Penyaluran Kredit dari Penempatan Uang Negara Rp 9 T Bulan Ini

  • Oleh Teras.id
  • 22 Agustus 2020 - 23:59 WIB

TEMPO.COJakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN menargetkan penyaluran kredit dari program penempatan uang negara mencapai Rp 8 triliun hingga Rp 9 triliun pada akhir bulan ini.

Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan penyaluran kredit dari program penempatan uang negara hingga awal Agustus 2020 telah menyentuh lebih dari Rp 5 triliun.

Saat ini BTN pun mendorong kerja sama dengan berbagai pihak hingga mengadakan Indonesia Property Expo 2020 untuk mendorong penyaluran kredit. Perseroan juga memberikan penawaran lain seperti tingkat suku bunga yang rendah, hingga bebas biaya provisi dan diskon asuransi jiwa.

"Kita akan berikan berbagai penawaran khusus dan istimewa. Yang sudah dikenal ada KPR Merdeka, di mana kita salurkan kredit dengan tingkat suku bunga 4,17 persen dengan persyaratan-persyaratannya yaitu salah satunya adanya payroll nasabah yang akan beli rumah," katanya dalam Acara Pameran Indonesia Property Virtual Expo 2020 - Bank BTN, Sabtu, 22 Agustus 2020.

Sekretaris Kementerian BUMN Susantyo mengatakan penempatan uang negara senilai Rp 5 triliun pada Bank BTN merupakan bentuk keyakinan bahwa sektor perumahan memiliki multiplier effect untuk perekonomian. Bahkan, perusahaan plat merah Perum Perumnas juga mendapatkan suntikan dana segar sebesar Rp 650 miliar sebagai modal kerja dalam program rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.


"Kami harapkan pertumbuhan ekonomi akan positif dan akan terus kita pacu dari program PEN [Pemulihan Ekonomi Nasional] dengam meningkatkan kemampuan ekonomi pelaku usaha sektor riil," ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, Indonesia dihadapkan dengan tentangan pertumbuhan sektor perumahan yang terkontraksi. Selain itu, pertumbuhan harga properti yang melambat dan daya beli masyarakat yang menurun, kian dihadapkan dengan adanya pandemi Covid-19.

Menurutnya, harga rumah melambung tinggi dan sulit terjangkau untuk milenial dan kelas tertentu yang justru menjadi pasar bagi industri properti. Semakin mahalnya harga tanah membuat pola pikir masyarakat cenderung memilih landed house daripada vertical house.

Susantyo menilai tempat tinggal berkualitas dan terintegarasi fasilitas umum akan mengakselerasi penjualan perumahan.

"Daya tarik dari vertical house ini masih harus terus disosialisasikan pada masyarakat kita ini menjadi bagian pekerjaan rumah bagi kita semua. Sinergi dan kerja sama berbagai pihak dalam menyelesaikan tantangan properti perlu ditingkatkan," katanya. (TERAS.ID)

Berita Terbaru