Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

AHY Bicara Ancaman Resesi Ekonomi: Sejak Awal Harusnya RI Fokus Atasi Covid-19

  • Oleh Teras.id
  • 26 Agustus 2020 - 08:15 WIB

TEMPO.COJakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pandemi virus Corona adalah akar dari persoalan yang saat ini dihadapi Indonesia, termasuk pelemahan alias resesi ekonomi.

Ia mengibaratkan pandemi adalah api dan tekanan ekonomi adalah asapnya.

AHY meminta pemerintah jangan salah fokus. "Sejak awal, konsentrasi negara harus lebih fokus memadamkan apinya, bukan sibuk memerhatikan kepulan asapnya," katanya melalui akun Twitter, Selasa, 25 Agustus 2020.

Putra sulung Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menuturkan semua langkah taktis dan strategis penyelamatan kesehatan rakyat dan ekonomi negara ini harus dikawal bersama. Ia menilai krisis yang terjadi sekarang adalah krisis bangsa.

"Mari kita bertanya kepada diri kita, apa yang bisa kita kontribusikan untuk meringankan beban negara dan juga rakyat Indonesia," tuturnya.

Menurut AHY, tantangan melawan pandemi dan menyelamatkan ekonomi adalah ujian besar bagi persatuan dan komitmen perjuangan bangsa. "Di ranah sosial, kita bisa berkontribusi melalui gerakan peduli dan berbagi, untuk meringankan permasalahan sesama anak bangsa yang hidupnya terdampak," ucap dia.

Adapun bagi yang lain, kata AHY, bisa berkontribusi dengan mengawal dan menjalankan prinsip-prinsip transparansi serta akuntabilitas kebijakan. "Hal ini sangat fundamental, karena akurasi dan efektivitas kebijakan publik dan eksekusinya di lapangan akan menentukan arah nasib bangsa Indonesia ke depan," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan berada terkontraksi antara 0 sampai minus 2 persen pada kuartal III 2020.

Kondisi ini menandakan Indonesia akan mengalami resesi ekonomi karena pertumbuhan ekonominya negatif dua kuartal berturut-turut.

Menurut Sri Mulyani, proyeksi negatif ini karena aktivitas ekonomi masyarakat dan dunia usaha belum cukup kuat untuk terus berlanjut. Meski hal ini mulai pulih sejak Juni 2020.

TERAS.ID

Berita Terbaru