Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jenis Wisata Satu Ini Bisa Membuat Pelancong dan yang Dikunjungi Gembira

  • Oleh Teras.id
  • 31 Agustus 2020 - 07:20 WIB

TEMPO.COJakarta - Pernahkah terpikir berwisata sekaligus beramal Bisa saja dengan voluntourism. Inilah model wisata yang mulai digemari pelancong pada kalangan milenial dan menjadi tren pada masa depan. 

Menurut Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Rizki Handayani, pada masa mendatang pariwisata bukan sekadar jalan-jalan santai, tetapi memberikan kontribusi atau manfaat kepada destinasi wisata yang dikunjungi oleh wisatawan.

“Jadi, sekarang trennya adalah anak-anak muda datang sebagai voluntourism dalam rangka menciptakan rasa kepedulian terhadap alam dan budaya destinasi wisata Indonesia," ujarnya.

Kata Rizki, voluntourism mengandung makna wisatawan yang bertanggungjawab, dengan melakukan kegiatan pariwisata sambil menjadi sukarelawan, "Hal ini adalah salah satu bentuk kegiatan dalam mendukung pengembangan destinasi wisata,” kata Rizki. 

Ia mencontohkan, di Sumba ada voluntourism yang membuat gerakan shoes for Sumba yang bertujuan untuk memberikan sepatu bagi masyarakat lokal Sumba. Bentuk lain dari kegiatan voluntourism ialah dengan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak-anak di suatu destinasi, misalnya dengan mengajari mereka gerakan memungut sampah.

“Hal tersebut memperlihatkan bahwa ketika kita travelling atau jalan-jalan, kita juga bisa sambil menjaga lingkungan yang ada di sekitar destinasi wisata tersebut,” ujar Rizki.

Voluntourism juga dianggap sangat lekat dengan penerapan protokol kesehatan berbasis cleanliness, health, safety, and environmental sustainability (CHSE). Sehingga, dengan kegiatan voluntourism dapat meningkatkan kembali kepercayaan wisatawan yang ingin berkunjung ke sebuah destinasi wisata.

Salah satu pelaku voluntourism, adalah Komunitas 1000 guru, "Kegiatan kami jalan-jalan mengunjungi tempat wisata, tapi ada kegiatan mengajar," kata Pendiri 1000 Guru Jemi Ngadiono kepada TEMPO.

Jemi mafhum bila tren berwisata semakin berkembang, tak lagi hanya sekadar urusan pelesiran semata. "Sekarang kan mulai ada tren social traveling. Itu bagus karena setiap anak muda tidak cuma jalan-jalan, tapi juga bisa berbagi di tempat wisata yang mereka kunjungi," tuturnya.

Komunitas 1000 Guru dibentuk pada 22 agustus 2012 oleh Jemi Ngadiono. Mulanya, 1000 Guru merupakan sebuah akun yang mengabarkan kondisi pendidikan di berbagai pelosok nusantara. Namun kini berkembang menjadi sebuah aktivitas untuk ikut ambil peran dalam berbagi pengetahuan, yang programnya dinamai Traveling and Teaching.

Jemi menjelaskan bahwa Traveling and Teaching dalam pelaksanaannya tidak berbeda dengan umumnya ketika seseorang ingin melancong. "Pesertanya membayar. Nah, dari uang pembayaran itu untuk membiayai kegiatan selama traveling," katanya.

Namun yang membedakan, 1000 Guru umumnya mengumpulkan jumlah pelancong yang sudah ditentukan sebelum bepergian. "Biasanya ada 30 orang, kami bagi menjadi enam grup. Satu grup berisi lima orang," tuturnya. Misalnya, ia mencontohkan pembagian grup tersebut untuk membantu berbagi pengetahuan di jenjang sekolah dasar.

"Misalnya untuk kelas 1, lima orang itu harus menyiapkan apa yang mereka ajarkan," katanya. Sebelum melakukan perjalanan, Jemi menjelaskan bahwa akan ada pengarahan terkait aktivitas mengajar di tempat wisata yang dituju.

(TERAS.ID)

Berita Terbaru