Aplikasi Pilkada Serentak

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Labuan Bajo Ditetapkan Sebagai Pintu Gerbang Wisata NTT

  • Oleh Teras.id
  • 31 Agustus 2020 - 20:30 WIB

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah menetapkan Labuan Bajo sebagai pintu gerbang pariwisata di Nusa Tenggara Timur atau NTT untuk mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan warga setempat. Staf Ahli bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Frans Teguh menjelaskan, Flores mempunyai pelbagai destinasi yang potensial.

 “NTT itu memiliki daya tarik yang luar biasa dari sisi pariwisata. Tantangan kita sekarang adalah bagaimana mentransformasikan potensi-potensi ini menjadi produk unggulan yang berkualitas sehingga harus diperhatikan prinsip keberlanjutannya,” kata Frans dalam keterangannya, Senin, 31 Agustus 2020.

Guna mengoptimalkan potensi Labuan Bajo dan kawasan wisata lainnya di Pulau Flores, Frans mengatakan perlu ada kolaborasi dengan berbagai pihak. Kolaborasi juga dilakukan untuk membangkitkan kepercayaan wisatawan kembali berkunjung ke Flores setelah adanya pandemi.

Sepanjang 2019, NTT dikunjungi oleh 137.740 wisatawan mancanegara dan 210.770 wisatawan domestik. Kepala Bidang  Pengembangan Organisasi dan Kelembagaan Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) Manggarai Barat Servasius Irwan Budi Setiawan mengatakan dari jumlah tesebut, mayoritas turis menyambangi Taman Nasional Komodo yang menjadi salah satu warisan dunia UNESCO.

“Taman Nasional Komodo pada 2019 menyumbangkan pendapatan asli daerah Kabupaten Manggarai Barat sebesar Rp 50 miliar dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata,” tutur Servasius.

Adapun Bupati Nagekeo Johannes Don Bosco Do mengatakan, melalui Labuan Bajo, wisatawan dapat menikmati berbagai atraksi wisata alam dan budaya yang menarik di berbagai daerah yang ada di Flores. Misalnya tradisi tinju adat atau Etu yang dilaksanakan setiap tahun di 31 kampung adat di Nagekeo.

Dengan ditetapkannya Labuan Bajo sebagai pintu masuk wisata NTT, Nagekeo pun bersiap mendukung dengan melakukan penataan kampung-kampung adat. “Kami menerapkan sapta pesona, menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan kampung adat, dan mengembangkan pemanfaatan rumah-rumah penduduk sebagai penginapan untuk menerima turis dengan menggandeng PHRI,” ucap Johannes.

Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo Flores Shana Fatina mengatakan hampir seluruh destinasi wisata di daeranya telah bersiap menerima kembali wisatawan. Kesiapan itu ditunjukkan dengan penerapan protokol kesehatan berbasis cleanliness, health, and environmental sustainability atau CHSE di masa pandemi.

Di samping itu, Shana juga menyebut pihaknya telah menyusun pola perjalanan bagi wisatawan yang datang ke Labuan Bajo. Kebijakan ini dilakukan supaya para wisatawan dapat menyebar saat mengunjungi berbagai destinasi wisata.

“BOP Labuan bajo tidak hanya bicara pengembangan Labuan Bajo tapi juga (destinasi wisata) sekitarnya. Jadi nanti akan ada travel pattern yang sedang disusun untuk mengangkat pariwisata secara keseluruhan di NTT,” ujarnya. (TERAS.ID)

Berita Terbaru