Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Indragiri Hulu Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

KPAI Dorong Kemendikbud Tambah Kuota Umum untuk PJJ Siswa dan Guru

  • Oleh ANTARA
  • 22 September 2020 - 23:11 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menambahkan kuota umum dan mengurangi kuota belajar untuk siswa dan guru dalam bantuan kuota internet bagi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Hal ini untuk lebih memaksimalkan penggunaan bantuan kuota internet bagi pelaksanaan PJJ dan akan sangat membantu para siswa dan orangtua dalam PJJ secara daring," kata Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti melalui keterangan pers, Selasa 22 September 2020.

Ia mengatakan dorongan ini disampaikan berdasarkan fakta di lapangan yang menunjukkan bahwa para guru dan siswa lebih sering menggunakan kuota umum untuk mengakses aplikasi seperti WhatsApp (WA), unduhan video, pencarian di Google, dan media sosial selama melakukan PJJ.

Sementara itu, kuota belajar yang dapat mengakses platform belajar lebih sedikit digunakan selama pelaksanaan PJJ.

Kemendikbud menggelontorkan anggaran hingga Rp7 Trilyun lebih untuk memberikan paket kuota internet kepada siswa dan guru jenjang PAUD/TK sampai SMA/SMK, juga kepada mahasiswa dan dosen di Perguruan Tinggi.

Adapun ketentuannya adalah paket kuota internet untuk peserta didik PAUD mendapatkan 20 GB per bulan dengan rincian 5 GB untuk kuota umum dan kuota belajar 15 GB.

Peserta didik jenjang pendidikan dasar dan menengah mendapatkan 35 GB per bulan dengan rincian 5 GB untuk kuota umum dan kuota belajar 30 GB.

Sementara itu paket kuota internet untuk pendidik pada PAUD dan jenjang pendidikan dasar dan menengah mendapatkan 42 GB per bulan dengan rincian 5 GB kuota umum dan 37 GB kuota belajar.

Paket kuota internet untuk mahasiswa dan dosen mendapatkan 50 GB per bulan dengan rincian 5 GB kuota umum dan 45 GB kuota belajar.

Kuota umum sebesar 5 GB, menurut Retno, kemungkinan tidak cukup mengingat selama ini penggunaan platform belajar lebih rendah dibandingkan penggunaan aplikasi WhatsApp, unduhan video, pencarian google, dan media sosial.

Berita Terbaru