Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Dharmasraya Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pengamat: Sekarang Waktunya Kalteng Menarik Investor Tanam Modal Sektor Perkebunan

  • Oleh Testi Priscilla
  • 25 September 2020 - 12:50 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Pengamat Ekonomi, Fadhil Hasan mengatakan bahwa dalam kondisi di tengah pandemi dan terutama begitu Indonesia keluar dari pandemi, Kalimantan Tengah memiliki suatu kesempatan ataupun peluang dalam konteks investasi jika Kalteng mampu menyediakan lingkungan yang menarik bagi investasi.

"Ini momen sebenarnya, bahkan peluang begitu kita keluar dari pandemi ini Kalteng agar menyediakan lingkungan yang menarik bagi investasi, terutama di sektor perkebunan," kata Fadhil Hasan ini pada Kamis, 24 September 2020.

Hal ini disampaikan Fadhil saat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi virtual Indonesia Bicara bertemakan "Kepastian Berinvestasi di Sektor Perkebunan" yang dilaksanakan secara virtual live Streaming pada Kamis, 24 September 2020.

Menghadirkan narasumber-narasumber berkompeten, Fadhil berbicara bersama Direktur Wilayah III Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM, Aries Indanarto, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI, Joko Supriyono, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, Rawing Rambang, serta Kepala Kanwil BPN Kalteng 2018-2020/Kepala Kanwil BPN Sumsel 2020, Drs Pelopor.

"Terutama karena sudah banyak diduga bahwa akan ada realokasi investasi dari Cina. Karena mereka melihat resiko di Cina semakin besar, kemudian upah buruh juga semakin meningkat serta kebutuhan-kebutuhan untuk melakukan diversifikasi dari negara Cina. Jadi kalau semua negara bergantung Cina maka resikonya akan meningkat makanya diadakan rencana realokasi investasi," tutur Ekonom yang juga menjabat sebagai Direktur Corporate Affairs Asian Agri ini.

Saat ini, lanjut Fadhil, salah satu negara yang dilirik untuk realokasi investasi dari Cina ini adalah Indonesia, Vietnam, Kamboja, Laos, dan lainnya.

"Sehingga ada peluang kita untuk menarik investasi. Terutama juga investasi yang di pasar Cina itu tidak bisa ditemukan, artinya Cina memerlukan berbagai produk atau komoditi bagi ekonominya dari kita, salah satunya kelapa sawit ini. Karena Kelapa sawit tidak bisa diproduksi di Cina sehingga bagaimanapun juga Cina membutuhkan komoditas tersebut," bebernya. (TESTI PRISCILLA/B-5)

Berita Terbaru