Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sabu Raijua Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

2 Penyebab Kehamilan Meski Sudah Pakai KB Spiral

  • Oleh Teras.id
  • 28 September 2020 - 00:00 WIB

TEMPO.COJakarta - Salah satu metode kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan dalam jangka panjang adalah IUD alias KB spiral. Risiko kehamilan langsung dapat dicegah begitu KB spiral pertama kali dipasang dan bertahan sampai 12 tahun.

Efektivitas metode KB ini bisa mencapai 99,9% dengan pemasangan yang tepat, seperti dilansir dari laman Planned Parenthood. Namun pada beberapa orang tetap mengalami kehamilan meski sudah memakai KB spiral.

Risiko hamil saat pakai IUD mungkin terjadi dalam 1 tahun pertama setelah pemasangan, khususnya pada pemakaian KB spiral hormon pertama kali. Alasannya karena IUD hormonal hanya akan langsung bekerja efektif ketika dipasang pada tujuh hari pertama menstruasi. 

Jika IUD hormonal dipasang di luar hari-hari menstruasi, KB ini baru akan efektif tujuh hari kemudian. Apabila Anda berhubungan seks tanpa pengaman atau KB cadangan di rentang waktu ini, Anda mungkin bisa hamil.

Akan tetapi, risiko bisa hamil saat pertama kali pakai KB spiral (IUD) hormonal terhitung kecil. Hanya sekitar 5 persen wanita alias 2 dari 100 yang bisa hamil saat pakai KB spiral hormonal dalam tahun pertama pemakaian. Selain karena pemakaian pertama, risikonya juga kemungkinan meningkat lebih tinggi jika alat bergeser atau terlepas dari rahim.

IUD adalah alat kontrasepsi berbentuk huruf T yang dimasukkan ke dalam rahim. KB spiral seharusnya terpasang di fundus rahim (titik puncak rahim) dengan lengan T yang terentang sepenuhnya mengarah ke tanduk rahim. Bagian vertikal dari “T” harus memanjang lurus ke bawah dalam rahim. 

Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan KB spiral rentan bergeser setelah dipasang adalah:

- Dipasang segera setelah melahirkan normal: KB spiral dilaporkan berisiko lepas seluruhnya dalam 6 bulan setelah melahirkan.

- Dipasang saat berusia masih sangat muda, Risiko kebobolan hamil bisa berkurang jika usia pakai KB spiral (IUD) sudah di atas 19 tahun.

- Dipasang segera setelah mengalami keguguran: Studi dari The European Journal of Contraception & Reproductive Health Care melaporkan, wanita yang pakai IUD dalam dua minggu setelah aborsi berisiko lebih tinggi mengalami pergeseran alat atau lepas sepenuhnya, ketimbang orang-orang yang menunggu lebih lama.

IUD memiliki 2 benang tipis yang menggantung dari rahim ke bagian atas vagina. Anda seharusnya bisa merasakan keberadaan benang ini. Ketika IUD lepas atau bergeser, ada beberapa tanda yang bisa Anda rasakan seperti benang jadi lebih pendek dari biasanya, panjang benang tampak tidak sejajar, benang hilang (tidak terasa saat diraba).

Bahkan Anda bisa merasakan gejala infeksi, seperti pendarahan vagina, kram parah, keputihan abnormal (cairan banyak, berwarna kehijauan, berbau tidak sedap), tanda-tanda infeksi seperti demam, sakit kepala, tidak enak badan (malaise), sakit saat berhubungan seks, nyeri tajam pada perut bawah atau panggul, hingga vagina berbau busuk. 

Dokter menyarankan agar wanita yang menggunakan IUD rutin kontrol satu bulan kemudian untuk memastikan IUD-nya masih terpasang dengan benar di dalam rahim. Selain itu, dokter, perawat, atau bidan yang memasangkan IUD Anda juga akan mengajari Anda bagaimana cara merasakan benang IUD dan cara memeriksanya apakah masih terpasang. Anda perlu beberapa kali memeriksa posisi IUD pada bulan pertama setelah pemasangan dan kemudian terus secara berkala setiap bulan setelah Anda menstruasi, karena IUD lebih mungkin bergerak selama menstruasi.

Berikut adalah cara cek posisi KB spiral sendiri:
1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
2. Duduk atau jongkok dalam posisi squat.
3. Masukkan jari telunjuk ke dalam vagina sampai Anda merasakan leher rahim Anda.
4. Raba ujung benang yang ada di leher rahim, jangan ditarik atau digerakkan.

Jika Anda bisa merasakan benangnya, IUD masih terpasang dengan benar dan pada tempatnya.Apabila benang tidak teraba, terasa lebih panjang atau lebih pendek dari biasanya, atau Anda bisa meraba badan plastik alat tersebut, ada kemungkinan KB telah bergeser. Akan tetapi, bukan artinya benang yang tidak bisa dirasa KB Anda benar-benar bergeser. Ada kemungkinan benang tergulung kusut di dalam serviks. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter Anda agar tahu lebih pasti.

Jika Anda memakai KB spiral (IUD) dan curiga kebobolan hamil, segera cek kehamilan dengan test pack. Jika hasil tes negatif dan Anda masih khawatir, hubungi dokter kandungan untuk meminta pemeriksaan tambahan dengan USG. Apabila Anda dipastikan benar-benar hamil, dokter akan melepas KB spiral tersebut. Apabila tidak, dokter akan membetulkan posisi IUD kembali seperti semula agar KB tersebut tetap bisa mencegah kehamilan. Melanjutkan pakai IUD (KB spiral) yang bergeser atau lepas di dalam rahim tetap bisa meningkatkan risiko hamil. 

Selain meningkatkan risiko hamil, pakai KB spiral (IUD) yang bergeser atau lepas bisa menyebabkan komplikasi seperti, IUD menembus dinding rahim, infeksi radang panggul, perdarahan hebat dan anemia. 

TERAS.ID

Berita Terbaru