Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bengkulu Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

KKSB Pakai Taktik Licik dan Korbankan Warga Sipil

  • Oleh ANTARA
  • 11 Oktober 2020 - 12:11 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Kelompok sipil bersenjata di Papua menerapkan taktik licik dan mengorbankan warga sipil dalam rangkaian kekerasan brutal yang mereka lancarkan.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III TNI, Kolonel Czi IGN Suriastawa, dalam pernyataannya, di Jakarta, Sabtu, mengatakan rangkaian kekerasan gerombolan bersenjata ini semakin brutal dan gelap mata, tidak lagi memperhatikan siapa yang menjadi korban termasuk warga sipil.

"Hal ini sangat disesalkan karena ini berarti pelanggaran terhadap HAM dan nilai-nilai kemanusiaan. Masyarakat sipil adalah pihak yang perlu dilindungi semua pihak," kata dia.

Sama seperti serangan-serangan sebelumnya, serangan gerombolan bersenjata terjadi lagi. Kali ini terhadap Pos TNI, pada Sabtu (10/10/2020), di Kampung Koteka, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, yang diduga untuk memprovokasi personel-personel TNI agar membalas tembakan.

Namun ternyata personel TNI bertindak profesional dengan cara tetap siaga dalam kedudukan pertahanannya dan terus mengintai arah datang tembakan.

Personel TNI akan membalas tembakan secara terbidik bila anggota gerombolan bersenjata yang menyerang telah teridentifikasi secara pasti untuk menghindari jatuhnya korban warga sipil di sekitar tempat kejadian.

Cara ini juga dilakukan personel TNI lain yang bertugas di setiap tempat di Papua. Ia menyampaikan, ada fenomena menarik dari taktik kelompok sipil bersenjata akhir-akhir ini dengan berusaha memprovokasi TNI-Polri di setiap tempat, waktu dan kesempatan dan menyerang di tengah-tengah keramaian warga sipil.

Ia menyatakan, kelompok bersenjata itu berharap agar personel TNI-Polri membalas tembakan sehingga bila jatuh korban warga sipil akan menjadi bahan fitnah dan berita bohong dari mereka bahwa para korban dibunuh personel TNI.

“Sepertinya cara ini merupakan pesanan dari pendukung mereka di luar negeri yang selalu berbicara tentang pelanggaran HAM," katanya.

Mereka, kata dia, memerlukan bahan untuk memojokkan pemerintah Indonesia di forum internasional padahal ternyata merekalah pelakunya. Sudah beberapa kali kesempatan terbukti bahwa kelompok bersenjata dan pendukungnya selalu memutarbalikkan fakta kejadian.

Berita Terbaru