Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Gorontalo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kisah Mistis Mobil Tua Milik Damkar Palangka Raya, Bisa Bunyi Sendiri Menandakan Bahaya

  • Oleh Hendri
  • 22 Oktober 2020 - 12:35 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Palangka Raya menyimpan cerita mistis dari satu unit mobil tua keluaran Jepang tahun 1975.

Kendaraan taktis yang dijuluki mobil Bue (Kakek) itu bisa memberikan tanda bahaya akan terjadi musibah. Sirine mobil manual itu bisa berbunyi dengan sendirinya jika akan ada terjadi bahaya atau musibah seperti kebakaran maupun musibah lainnya.

"Kalau berbunyi dan bergerak akan ada musibah besar di kota ini. Makanya kita tidak berani memindahkan mobil tua ini. Karena dulu pernah terjadi digeser dia berbunyi dan terjadi kebakaran luar biasa di pasar besar," kata Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Palangka Raya, Gloriana Aden, Kamis, 22 Oktober 2020.

Mobil tersebut aktif digunakan sejak tahun 1997 sampai 2014. Karena kondisinya sudah keropos mobil itu akhirnya di tempatkan saja pada mako damkar selama 6 tahun ini.

"Mesinnya masih kuat tapi karena kondisinya saja yang keropos. Kalau kita perbaiki mungkin biayanya sampai ratusan juta," ucap Gloriana.


Cerita itu juga sudah didengar Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin. Dia berencana menjadikan mobil itu sebagai monumen damkar karena merupakan unit pertama yang digunakan pemerintah menanggulangi bencana.

Sementara itu, Kasis Operasi, Ciangli membenarkan banyaknya cerita mistis dibalik mobil tua itu. Para senior kata dia pernah diberikan pertanda akan terjadi bencana pada masa itu.

"Cerita para senior kami, dulu pernah sirinenya bunyi sendiri tengah malam, tapi pas dicek tidak ada orang. Itu kan mobil manual, jadi kalau mau dibunyikam harus diputar manual," bebernya.

Menurut Ciangli, terlepas dari cerita mistis mobil itu sebaiknya personel selalu siap siaga mana kala terjadi bencana. Cerita dibalik itu tidak dapat dijadikan pedoman atau rujukan.

"Artinya yang penting kita lakukan adalah kesiapsiagaan. Benar adanya cerita itu masih tidak dapat kita jadikan rujukan, karena hal mistis tidak bisa kita pungkiri keberadaanya," tutup Ciangli. (HENDRI/B-5)

Berita Terbaru