Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kediri Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Simak! Fakta Penggunaan Gambut di Dunia

  • Oleh Testi Priscilla
  • 23 Oktober 2020 - 10:15 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Kampanye anti sawit kerap kali menyerang Indonesia. Anggapan bahwa Indonesia menyumbang asap kebakaran hutan dan lahan selalu dilontarkan setiap tahunnya, dan yang dianggap melakukan pembakaran adalah perkebunan sawit. Tetapi Ketua Bidang Sustainability pada Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI, Dr Bandung Sahari menyampaikan faktanya.

"Faktanya, Indonesia menghijaukan lahan gambut dengan kelapa sawit, sementara di Eropa mereka memanen gambut untuk bahan bakar. Jadi dari sini saja sudah bisa dipahami ya. Kenapa mereka ingin gambut kita tetap lestari tetapi mereka malah membabatnya untuk bahan bakar," kata Bandung dalam kegiatan Fellowship Journalist Batch II yang dilaksanakan secara virtual atas kerjasama Jurnalisme Profesional Untuk Bangsa atau JProf dan BPDP-KS di bawah Kementerian Keuangan pada Rabu-Kamis, 21-22 Oktober 2020.

Distribusi global lahan gambut menurut Bandung digambarkan melalui data Global Lahan Gambut yang seluas 386-409 Mha sementara di negara tropis lahan gambut hanya ada seluas 33-49 Mha, 8 persen di antaranya berada di Indonesia dan Malaysia.

"Kawasan terbesar lahan gambut tropis berada di Asia Selatan, sebagian besar ditemukan di Indonesia dan Malaysia yang merupakan sekitar 8% dari total luas lahan gambut. Tetapi lahan gambut terbesar sebenarnya ada di Union of Soviet Socialist Republics atau USSR yakni sebesar 42 persen. Jadi kecil sekali sebenarnya yang ada di Indonesia dan Malaysia ini. Lalu kita menanam sawit yang juga kemudian hijau kembali, dengan segala keanekaragaman hayatinya, tetapi di Finlandia dan Irlandia khususnya Tullamore, gambur ditambang untuk energi," beber Bandung lagi.

Gambut juga menurut Bandung dimanfaatkan untuk media tanam, pupuk, dan shampoo. Bahkan di China, kebutuhan gambut untuk media tanam dan pupuk sangatlah besar.

Fakta lainnya, lanjut Bangun, ialah Indonesia tidak termasuk dalam 10 negara dengan kebakaran lahan terbesar di dunia tahun 2019.

"Tetapi kok negara luar suka sekali membicarakan kebakaran yang terjadi di Indonesia Padahal masuk dalam daftar 10 negara itu saja tidak, ada apa Kita bisa lihat ya bagaimana berbagai pihak ingin menjatuhkan Indonesia yang kaya," tutur Bandung lagi kepada 29 awak media yang menjadi peserta kegiatan tersebut.

Bangun mengatakan dirinya bahkan pernah mengkonfrontasi media asing yang memojokan perkebunan sawit di Indonesia dengan isu lingkungan.

"Mereka memojokkan, tetapi ketika saya tanya apakah mereka pernah ke perkebunan sawit di Indonesia, katanya belum pernah. Artinya mereka hanya mendengar isu, tanpa tahu keberlanjutan yang dihasilkan perkebunan kelapa sawit di Indonesia meliputi sosial melalui CSR, keberlanjutan lingkungan, serta keberlanjutan ekonomi yang terus meningkat," tegasnya. (TESTI PRISCILLA/B-5)

Berita Terbaru