Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Pasuruan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Keefektivitasan PJJ/BDR Guna Memutus Rantai Covid-19

  • Oleh Penulis Opini
  • 02 Desember 2020 - 18:05 WIB

PADA  Bulan Januari 2020, WHO (World Health Organization) mengumumkan status darurat kesehatan masyarakat global yaitu terjadinya wabah Virus Covid-19. Sejak saat itulah kasus pandemi Covid-19 menyebar ke banyak negara, tak terkecuali Negara Indonesia. 

Dikutip dari laman resmi kemkes.go.id, terhitung hingga saat ini yakni pada senin ( 01/12/2020) tercatat jumlah pasien positif Covid-19 mencapai 543.975 orang, dan yang meninggal sebanyak 17.081 orang. Terlihat begitu besar dampak pada kesehatan yang dirasakan dari pandemi ini.

Tidak hanya berdampak di bidang kesehatan, pandemi Covid-19 juga berdampak pada dunia pendidikan yaitu dalam aktifitas belajar mengajar. Sejak bulan Maret 2020 ditetapkanlah oleh Kementerian Dan Kebudayaan Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim dalam Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), maka diterapkanlah proses kegiatan pembelajaran Jarak Jauh melalui sistem Daring ( Dalam Jaringan ).

Sistem pembelajaran Jarak Jauh (Daring) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara tenaga pendidik dengan peserta didik, melainkan kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Oleh sebab itu, sebagai upaya untuk mencegah tertularnya virus Covid-19, sekolah-sekolah meminta peserta didiknya untuk belajar di rumah (BDR).  Hampir sepuluh bulan terakhir ini peserta didik tidak melaksanakan pembelajaran tatap muka, dengan demikian apakah ditengah-tengah Pandemi yang terjadi saat ini, efektifkah pembelajaran Jarak Jauh (Daring)

Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ( PJJ ) tidak semulus yang dibayangkan. Sampai saat ini kebijakan pembelajaran dengan sistem daring masih menjadi polemik di masyarakat. Persoalan yang muncul pun cukup beragam dalam Pembelajaran Jarak Jauh hal ini di lihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, antara lain adalah: 

Sarana pendidikan yang belum siap
Permasalahan pendidikan pertama yang terjadi selama pandemi adalah sarana pendidikan yang belum siap. Mungkin peserta didik di perkotaan mampu/dapat menjalankan pendidikan secara daring atau online tanpa hambatan. Tapi hal ini tidak semestinya mampu/dapat di lakukan di daerah atau perdesaan, karena terkait ketersediaan jaringan interner.

Tidak hanya soal jaringan internet, tapi untuk melakukan pembelajaran online ini juga dibutuhkan sarana berupa perangkat laptop atau smartphone. Nah dari sinilah muncul juga permasalahan karena tidak semua peserta didik memiliki perangkat ini terutama di daerah. Permasalahan lain yang muncul dari metode pembelajaran online ini adalah masalah kuota.

Pembelajaran daring ini memang membutuhkan kuota yang harus dibeli dengan sejumlah puluhan bahkan ratusan ribu rupiah. Dari sinilah banyak orangtua peserta didik dari kalangan menengah ke bawah yang kesulitan untuk membeli kuota. Walaupun saat ini Pemerintah sudah memberikan sebuah keringanan yaitu pembagian Kuota gratis, tapi masih ada beberapa peserta didik yang tidak menerima kuota gratis tersebut akibat dari keterbatasan sarana prasarana seperti yang di jelaskan di atas tidak memiliki laptop/smartphone, dan permasalahan selanjutnya pemberian kuota gratis dari pemerintah tidak secara merata nomor peserta didik mendapatkannya.

Keseriusan peserta didik dalam belajar
Permasalahan yang sering dijumpai pada pembelajaran online yaitu mental dan keseriusan peserta didik dalam mengikuti PJJ/BDR bukannya semakin meningkat malah mengalami penurunan, karena banyak peserta didik yang menyepelekan proses dan tanggung jawabnya. Mereka banyak menganggap belajar online hanya sebagai kegiatan yang tidak begitu penting, karena mereka anggap tidak turun ke sekolah sama seperti libur total. 

Perlu disadari juga permasalahan tidak hanya terjadi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik, melainkan permasalahan itu juga bisa muncul dari guru. Hal ini dikarenakan perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem Daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan peserta didik aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.

Berita Terbaru