Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Asosiasi Logistik: Perdagangan Belum Pulih, Kontainer Kosong Numpuk

  • Oleh Teras.id
  • 07 Desember 2020 - 12:40 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pasokan kontainer pengangkut barang di pelabuhan dalam negeri semakin menipis. Kegiatan ekspor produk Indonesia terhambat akibat sulitnya mendapatkan kontainer kosong dan ruang kapal hingga melonjaknya harga pengiriman. 

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldi Ilham Masita, menyatakan kelangkaan ini dipicu penyebaran virus Covid-19. Pandemi membuat perdagangan global tersendat. Setelah pembatasan kegiatan mulai longgar pun aktivitas ekspor dan impor masih belum berjalan normal.

"Perdagangan dunia belum pulih sehingga terjadi penumpukan kontainer kosong di beberapa pelabuhan di dunia," katanya kepada Tempo, Ahad 6 Desember 2020. Penumpukan terutama banyak ditemukan di hub dunia seperti Singapura dan Amerika Serikat. 

Di Indonesia sendiri kegiatan impor masih belum membaik. Badan Pusat Statistik mencatat nilai impor pada Oktober lalu masih minus 6,79 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan minus 26,93 persen dibandingkan Oktober 2019.

Sementara kegiatan ekspor pada periode itu masih tumbuh 3,09 persen secara bulanan meski tercatat minus 3,29 persen secara tahunan. 

Menurut Zaldi kondisi ini memicu kenaikan biaya pengangkutan barang kontainer untuk pengiriman internasional. "Kenaikan harganya bervariasi tergantung rute, bisa 50-200 persen dari harga normal," ujarnya. 

Sekretaris Jenderal Indonesia Maritime, Logistic and Transportation Watch, Achmad Ridwan Tentowi, mencatat kelangkaan ini telah terjadi selama sekitar dua bulan terakhir. "Sekarang banyak barang yang akan diekspor menumpuk di gudang-gudang," katanya. 

Achmad menyarankan pemerintah segera mengambil tindakan untuk menyalurkan barang ekspor tersebut. Salah satunya dengan memanfaatkan kontainer berisi limbah B3 yang tidak bisa dikembalikan ke negara asalnya dan harus dimusnahkan.

"Pemerintah bisa meminta importirnya untuk mempercepat saja pemusnahannya agar ada kontainer kosong," ujarnya. Menurut dia, saat ini setidaknya terdapat 1.000 kontainer berisi limbah B3 yang menunggu dimusnahkan di Pelabuhan Tanjung Priok saja.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mencatat kelangkaan ini juga dipicu pulihnya Cina dari wabah sehingga mendorong negara tersebut melakukan ekspor besar-besaran ke beberapa negara, terutama produk kebutuhan perayaan Natal dan Tahun Baru ke Amerika Serikat.

Berita Terbaru