Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Seluma Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kondisi Industri Jasa Keuangan di Kalteng Cenderung Baik

  • Oleh Testi Priscilla
  • 16 Desember 2020 - 10:30 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Kepala Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Provinsi Kalimantan Tengah, Otto Fitriandy menyampaikan bahwa Industri Jasa Keuangan di Provinsi Kalimantan Tengah cenderung dalam kondisi yang baik dan terjaga.

"Beberapa hari lalu OJK Provinsi Kalimantan Tengah bersama Forum Industri Jasa Keuangan atau FKIJK mengadakan Afternoon Tea bersama seluruh Lembaga Jasa Keuangan yang berada di seputaran Kota Palangka Raya," kata Otto pada Rabu, 16 Desember 2020.

Kegiatan yang tentunya dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dan dilaksanakan di ruang terbuka ini menurut Otto diadakan dengan tujuan diseminasi informasi perkembangan Industri Jasa Keuangan di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, pembahasan isu strategis dan arah kebijakan 2021, serta evaluasi dan rencana kegiatan FKIJK.

"Dari pertemuan itu pula kita dapatkan informasi bahwa Industri Jasa Keuangan di Provinsi Kalimantan Tengah cenderung dalam kondisi yang baik dan terjaga, tercermin dari beberapa indikator seperti Peningkatan Aset, Dana Pihak Ketiga dan Kredit pada Bank Umum masih mengalami peningkatan masing-masing sebesar 9,01% untuk aset, 11,80% untuk dana pihak ketiga dan 9,22% untuk Kredit (yoy)," jelas Otto lagi.

Dari sektor pasar modal, tambahnya, jumlah investor juga mengalami peningkatan sebesar 57,98% (yoy) dari semula 6.848 pada bulan November 2019, menjadi 10.816 pada November 2020.

"Pada sektor Asuransi dan Pembiayaan mengalami sedikit kontraksi. Pada sektor Asuransi terdapat penurunan premi dan klaim Asuransi Jiwa dari Rp683,01 miliar menjadi Rp603,73 miliar (11,61%) serta penurunan premi dan klaim Asuransi Umum dari Rp115.94 miliar menjadi Rp109,39 miliar (5,65%)," terang Otto lagi.

Adapun pada sektor Pembiayaan, Otto menjelaskan bahwa piutang pembiayaan motor mengalami penurunan sebesar 13,33% dari Rp1,12 triliun menjadi 967,44 miliar serta penurunan piutang pembiayaan mobil sebesar 9,87% dari Rp2,67 triliun menjadi Rp2,40 triliun.

"Namun demikian, kontraksi ini tidak sejalan dengan piutang pembiayaan rumah yang mengalami peningkatan sebesar 204,27% dari Rp20,37 miliar menjadi sebesar Rp61,98 miliar. Hal ini mencerminkan bahwa terdapat pergeseran perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19 yang lebih mengarah pada kecenderungan untuk melakukan investasi," jelasnya lagi. (TESTI PRISCILLA/B-5)

Berita Terbaru