Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kab. Semarang Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Cina Dukung Indonesia Jadi Pusat Produksi Vaksin Regional

  • Oleh ANTARA
  • 15 Januari 2021 - 14:00 WIB

BORNEONEWS, Beijing - Pemerintah Cina mendukung Indonesia menjadi pusat produksi vaksin regional sehingga kedua negara bisa berkontribusi terhadap pembangunan kesehatan umat manusia.

"Saya telah memperhatikan laporan tersebut (siaran langsung Presiden Indonesia Joko Widodo disuntik vaksin Sinovac). Cina dan Indonesia merupakan mitra strategis penting," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina (MFA) Zhao Lijian dalam pernyataan tertulis yang diterima ANTARA Beijing, Jumat 15 Januari 2021.

Menurut dia, kerja sama vaksin kedua negara tersebut menunjukkan adanya saling percaya dalam menjalin kerja sama praktis dan strategis. "Oleh karena itu, Cina siap meningkatkan kerja sama penelitian dan pengembangan, produksi, dan pengadaan vaksin," ujarnya.

Sebelumnya Cina juga mengajak Indonesia untuk bersama-sama mendukung ketersediaan dan keterjangkauan vaksin COVID-19 di negara-negara berkembang dan negara-negara Islam.

Pernyataan tersebut disampaikan (MFA) untuk menanggapi dikeluarkannya sertifikat halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac.

Pihak Sinovac sendiri makin percaya diri atas vaksin yang dikembangkannya setelah penyuntikan terhadap Presiden Jokowi mendapatkan perhatian publik, tidak hanya di Indonesia melainkan juga diberbagai negara. Bahkan peristiwa tersebut tidak luput dari sorotan media di Cina.

Vaksin CoronaVac (buatan Sinovac) efektif dan aman, demikian pernyataan CEO Sinovac Biontech Yin Weidong dalam jumpa pers di Beijing setelah menyaksikan vaksinasi terhadap Presiden Jokowi pada Rabu (13/1) itu.

Menurut dia, vaksin yang sampai saat ini masih menjalani uji klinis tahap ketiga di Brazil, Turki, dan Indonesia itu menunjukkan hasil yang bervariasi tergantung kondisi masyarakat ketiga negara.

Ia menyebutkan di Turki efikasinya 91,3 persen, sedangkan di Cina dan Indonesia bisa mengatasi kasus infeksi ringan masing-masing 78 persen dan 65,3 persen.

ANTARA

Berita Terbaru