Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sri Mulyani Jamin Pembentukan LPI Tak Kurangi Fokus Pemerintah Tangani Pandemi

  • Oleh Teras.id
  • 26 Januari 2021 - 08:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi tidak akan mengurangi fokus pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.

"Fokus pandemi masih nomor satu," ujar dia dalam rapat bersama Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 25 Januari 2021.

Dia memastikan berbagai kebutuhan untuk penanganan Covid-19 sama sekali tidak dikurangi dengan adanya Lembaga Pengelola Investasi ini. Bahkan, tutur dia, kementeriannya bersama dengan Kementerian Kesehatan terus melakukan persiapan untuk menyelenggarakan vaksinasi gratis.

Selain itu, ia pun terus berkoordinasi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam penanganan pandemi.

"Kebutuhannya apa, caranya bagaimana, dan dalam bentuk apa, akan kami berikan," ujar dia.

Ia menjamin pembentukan LPI tidak akan mengalihkan prioritas pemerintah dalam penanganan Covid-19, serta pemberian bantuan sosial kepada masyarakat dan bantuan kepada dunia usaha.

"Kami akan tetap memberikan jaminan kepada Bapak Ibu bahwa ini bukan merupakan trade off, subtitute, atau mengambil prioritas kita menangani Covid-19," kata dia.

Dalam rapat tersebut, Sri Mulyani juga mengatakan LPI diperlukan untuk menciptakan berbagai instrumen inovatif dan institusi yang bisa meningkatkan kemampuan pembiayaan pembangunan. Indonesia, tutur dia, membutuhkan dana untuk terus meningkatkan kemampuan dalam menunjang kesejahteraan masyarakat.

"Kalau dikaitkan dengan visi Indonesia menjadi kekuatan dunia nomor lima, maka total investasi untuk infrastruktur berdasarkan estimasi RPJMN bisa mencapai Rp 6.445 triliun, itu dibutuhkan melalui APBN, BUMN, maupun berbagai instrumen kerja sama lain," ujar dia.

Menurut dia, karakteristik pembiayaan, khususnya infrastruktur adalah padat modal. Di samping itu, cost of fund-nya sangat tinggi dan tenornya panjang. Di sisi lain, investasi asing langsung ke Indonesia tidak naik signifikan saat kebutuhan meningkat.

"Kalau ingin terus meningkatkan dengan hanya bersandar kepada instruen utang, kita akan mengalami kondisi leverage yang semakin tinggi," ujar dia. "Kapasitas pembiayaan APBN maupun BUMN saat ini terlihat dalam neraca, terutama BUMN, adalah sudah cukup tinggi exposure dari leveragenya."

Karena itu, Sri Mulyani mengatakan perlunya berbagai upaya untuk meningkatkan pendanaan domestik dalam rangka meneruskan pembangunan. Di samping itu, dia mengatakan beberapa investor asing sudah ada yang tertarik menanamkan modalnya di Tanah Air. Namun, mereka membutuhkan mitra strategis yang kuat dan terpercaya secara hukum dan kelembagaan.

TERAS.ID

Berita Terbaru