Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kab. Kotabaru Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pendamping Masyarakat Adat Angkat Suara Terkait Video Nasi Lauk Singkong

  • Oleh Agustinus Bole Malo
  • 27 Januari 2021 - 19:55 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang - Pendamping masyarakat adat dari organisasi Justice, Peace, Integrity of Creation atau JPIC dan Perempuan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara atau Perempuan AMAN, Mardiana, angkat suara terkait video YouTube nasi lauk singkong yang menjadi perdebatan di tengah masyarakat Barito Timur.

Video berjudul BUPATI BARTIM TIDAK PEKA yang berdurasi 7,37 menit dan diunggah pada 19 November 2020 tersebut menjadi perdebatan karena sebagian kalangan menganggap isi video mengandung pelecehan terhadap adat.

"Bagi saya terkait video singkong dan nasi itu adalah sama-sama makanan khas masyarakat adat Dayak dan zaman dulu juga pernah kami makan," ujar Mardiana saat diwawancarai di kediamannya di Tamiang Layang, Rabu, 27 Januari 2021.

"Malah kadang kalau kami masuk ke kampung kami melihat singkong itu dimasak bersama nasi (beras)," lanjutnya.

Mardiana mengisahkan, dulu keluarganya makan singkong bersama terasi atau makan nasi dengan lauk garam. Menurutnya, makan singkong dan nasi itu tidak ada bedanya.

"Saya dengar lagi ramai dipermasalahkan tentang itu, saya tidak tahu apakah itu ada unsur pelanggaran undang-undang atau pelanggaran adat. Di kampung-kampung sekarang pun kalau tidak ada nasi mereka makan singkong, kadang makan singkong bersama nasi dan terasi," ungkap perempuan yang pernah menjabat dewan nasional perempuan adat sekaligus deklarator di perempuan adat ini.

"Kalau kita mau masuk ke desa-desa di pegunungan akan terlihat masyarakat yang seperti itu," imbuhnya.

Menurut Mardiana,  secara pribadi dia tidak tahu dimana letak penghinaan terhadap adat dalam video tersebut.

"Tapi kalau masalah masyarakat makan nasi dengan singkong itu masih ada di kampung-kampung," tegasnya.

Perempuan berusia 63 tahun yang aktif dalam Komunitas Masyarakat Adat Peduli Bumi sejak tahun 2008 ini menjelaskan bahwa masyarakat Dayak sudah biasa mencampur sayur dengan singkong sebagai pemanis rasa jika makanan itu ada rasa sepatnya. Selain dengan singkong masyarakat Dayak juga sudah biasa mencampur sayur dengan buah pisang muda.

Berita Terbaru