Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sukabumi Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Bukan Cuma Tren, Tur Virtual Adalah Kebutuhan

  • Oleh ANTARA
  • 10 Maret 2021 - 13:50 WIB

BORNEONEWS, Jakarta  - Setahun telah berlalu sejak kasus virus corona pertama di Indonesia, membuat warga berhadapan pada kenyataan hidup mereka takkan sama seperti dulu. Kebebasan bepergian ke mana saja tanpa mengkhawatirkan soal penularan virus yang bisa terjadi jika lalai menerapkan protokol kesehatan sudah terenggut.

Tetapi manusia selalu punya jalan keluar bila berada di bawah tekanan. Inovasi bermunculan. Terbukti dari dunia pariwisata muncul tren tur virtual, membuat orang-orang bisa merasa bepergian dari rumah selama terhubung dengan internet. 
 
Pendiri Wisata Kreatif Jakarta, Ira Lathief, berpendapat tur virtual bukan lagi tren, melainkan bagian yang kini tidak bisa terpisahkan dari dunia wisata.

"Saya merasa yakin tahun 2021 orang tetap menilai wisata virtual sebagai alternatif, bahkan juga bisa buat pelengkap travel-travel agent yang mau melakukan tur ke sana," ujar Ira, menambahkan tur virtual juga banyak diminta oleh sekolah-sekolah yang tidak bisa menyelenggarakan karyawisata.

Ira biasanya mengajak serombongan pelancong untuk berjalan kaki menyusuri sejumlah tempat di Jakarta dengan tema yang beragam. Menjelajahi Little India di Pasar Baru, makanan khas Timur Tengah di Cikini sampai berburu jajanan Imlek di Glodok.

Berkat internet, semuanya bisa dijelajahi dan diulik. Ira tidak cuma membuat tur virtual bertema jalan-jalan, dia juga kerap membuat tema khusus, seperti yang berhubungan dengan edukasi, disesuaikan dengan siapa pesertanya. Suatu saat bila kondisi dunia kembali pulih, dia meyakini tur virtual tetap eksis sebagai pelengkap pariwisata.

Kesempatan promosi wisata lokal
Secanggih apa pun tur virtual, memang takkan bisa menggantikan pengalaman datang langsung ke tempat yang diinginkan, mengeksplorasi semuanya dengan panca indera.

Direktur Wisata Alam, Budaya dan Buatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Alexander Reyaan mengatakan, kepuasan wisatawan ada pada pengalaman yang dirasakan panca indera ketika mendatangi tempat yang dituju.

"Tapi karena lagi pandemi, mobilitas masyarakat untuk bisa wisata dibatasi, maka untuk melengkapi kebutuhan masyarakat pada saat pandemi muncullah wisata virtual," kata Alexander.

Sepanjang masyarakat belum bisa bebas bepergian, wisata virtual menjadi kebutuhan untuk memuaskan dahaga jalan-jalan. Setelah nanti pandemi usai, dia memperkirakan tur virtual masih tetap akan ada, namun untuk kebutuhan-kebutuhan khusus.

Berita Terbaru