Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Solok Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Penyakit yang Rentan Dialami Anak saat Pancaroba dan Solusinya

  • Oleh ANTARA
  • 23 Maret 2021 - 14:10 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Sistem kekebalan tubuh anak yang belum sempurna membuatnya rentan terjangkit penyakit, terutama di tengah perubahan cuaca yang ekstrem saat pancaroba, kata dokter Carlinda Nekawaty.

Carlinda menjelaskan, sistem kekebalan tubuh anak belum mengenal agen penyebab penyakit dan setiap infeksi adalah hal baru sehingga tubuh lebih rentan, berujung pada terjadinya gangguan di pencernaan dan pernapasan.

"Penyakit umum pada anak selama cuaca ekstrem adalah diare, alergi dan flu," katanya dalam webinar kesehatan, Selasa.

Carlinda menjelaskan gejala-gejala penyakit yang lazim dialami anak saat pancaroba. Diare ditandai dengan frekuensi buang air besar yang terlalu sering, seperti tiga kali atau lebih dari itu per hari. Tinja anak lebih cair dan buah hati mengalami perut kembung, mual, muntah, demam, nyeri perut dan merasa lemas. Diare umumnya disebabkan rotavirus atau infeksi bakteri serta penyakit.

Musim pancaroba juga bisa menimbulkan alergi pada anak, yang ditandai dengan pilek, bersin, hidung tersumbat dan hidung gatal. Sistem imunitas pada pernapasan anak masih berkembang, itulah mengapa alergi yang ditimbulkan lebih cenderung terjadi pada saluran pernapasan. Faktor risiko yang menyebabkan alergi diantaranya adalah perubahan suhu, udara kotor, debu, asap atau bulu binatang yang terbawa angin.

Buah hati pun rentan terkena flu yang ditandai dengan hidung tersumbat, hidung berair, bersin, batuk dan demam.

"Saat pandemi ini, perhatian khusus untuk semua orang adalah flu atau common cold yang rentan terjadi kepada anak," lanjutnya.

Dia memberikan beberapa langkah yang bisa diterapkan orangtua atau pengasuh agar menjaga anak tetap sehat saat pancaroba. Pertama adalah menjaga kebersihan. Sumber penyakit seperti virus penyebab flu dan diare, juga debu, asap serta bulu binatang sebagai penyebab alergi, dapat muncul dari kotoran yang menempel di tubuh anak maupun lingkungan sekitar. Menjaga kebersihan rumah dari debu dan kelembaban juga perlu dilakukan.

"Membiasakan anak untuk menjaga kebersihan diri seperti mandi secara rutin, menggunting kuku, mencuci tangan dan ajari etika batuk dan bersin yang baik menjadi langkah efektif."

Selanjutnya, mengajak anak rutin berolahraga. Aktivitas fisik yang tinggi pada anak memberikan efek positif pada sistem kekebalan tubuh. Menemani anak untuk aktif bergerak juga memberikan manfaat lebih pada kesehatan orangtua. Tapi perhatikan juga protokol kesehatan bila olahraga dilakukan di luar rumah.

Tidur yang cukup pun krusial untuk anak. Sebab, jam tidur anak dapat mempengaruhi metabolisme. Oleh sebab itu, anak usia 3 hingga 6 tahun perlu tidur 11-13 jam per hari dan anak usia 6 hingga 12 tahun harus tidur 10 jam per hari.

"Pastikan anak tidur siang satu hingga dua jam, itu akan membantu metabolisme membangun sistem kekebalan tubuh," dia berpesan.

Lalu, jauhkan anak dari orang yang sedang sakit. Mengingat anak lebih rentan, virus dan bakteri yang ada di tetesan lendir dalam bersin dan batuk mudah menginfeksi buah hati. Jika orang dewasa di dalam rumah sedang sakit, jauhi anak-anak dan kenakan masker agar tetesan lendir tidak membuat mereka ikut jatuh sakit. Mengenakan masker penting sebab virus flu bisa hidup di objek selama beberapa jam, dan bisa menyebar bila anak menyentuh objek tersebut kemudian memegang mata, hidung atau mulutnya.

Hal terakhir yang tak kalah penting adalah memenuhi kebutuhan mikronutrien. Kebutuhan mikronutrien yang cukup dapat membantu pembentukan sistem imunitas anak dan menjaga anak tetap dalam kondisi sehat. Seng, vitamin C, vitamin A, dan vitamin B kompleks merupakan nutrien yang memainkan peranan penting pada daya tahan tubuh anak.

Berita Terbaru