Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Batanghari Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kisah Badut Jalanan di Pangkalan Bun, Tahan Malu Demi Penuhi Kebutuhan Ekonomi Kelurga

  • Oleh Danang Ristiantoro
  • 21 April 2021 - 17:06 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Berbagai latar belakang kisah seseorang yang berprofesi sebagai badut jalanan, ia mengumpulkan koin dan uang kertas demi memenuhi tanggung jawabnya mencukupi kebutuhan ekonomi, meski harus menahan malu dan pengapnya di balik topeng badut.

Seperti kisah Rudi dan Sudarno (40) perantauan asal Kudus, Jawa Tengah ini. Di balik keramahan dan lambaian tangan badut, ternyata keduanya tengah menjalankan tugasnya sebagai kepala rumah tangga.

Diceritakan oleh Sudarno yang sudah 2 bulan lebih menjadi badut dengan tokoh Kartun Naruto dan Bernard Bear di Jalan Raya Kota Pangkalan Bun ini.

Awalnya dia merantau ke Kalimantan tepatnya di Banjarmasin, pamit dengan keluarga untuk bekerja diproyek bangunan, namun ia tidak mendapatkan hasil justru malah ditipu.

"Kerja proyek 1 bulan ga digaji ditinggal kabur sama mandornya. Akhirnya karena sudah kebutuhan mendesak, keluarga di Jawa ada tanggungan hutang dan diajak teman saya ke Sampit lalu memulailah jadi badut bersama sodara saya ini (Rudi)," kata Sudarno saat ditemui di Kantot Satpol PP Kobar, Rabu 21 April 2021.

Dengan kepala berkeringat dan mata sedikit memerah dan rambut acak - acakan, mungkin akibat panasnya topeng badut, Sudarno menyampaikan bahwa pada saat di kota Sampit, ia menggunakan kostum badut dengan sistem setoran kepada pemilik kostum, yaitu Rp 40 ribu per hari. Sehingga hasil yang ia terima minim. Akhirnya mereka membulatkan tekad untuk menabung dan membeli kostum badut tersebut.

Setelah memiliki Kostum badut, akhirnya ia memberanikan diri pergi ke Pangkalan Bun. Meskipun pengakuannya, tidak tau dimana itu Pangkalan Bun.

Di Kota manis ini, keduanya tinggal dibarakan atau kos - kosan dan mulai beraktifitas sejak pagi hingga sore di titik lampu merah dalam kota.

Sejak dari Sampit hingga di Pangkalan Bun, dia mengungkapkan jika keluarganya di Jawa tidak tau kalau mereka menjadi badut. Keluarga taunya mereka bekerja diproyek.

"Jane aku yo isin kerjo negene iki mas, tapi kebelet butuh seng penting ga maling, tak lakoni," ucapnya dalam bahasa Jawa, yang artinya "Sebenarnya saya malu kerja seperti ini (jadi badut. Red) namun karena kebutuhan mendesak, yang penting tidak mencuri maka kujalani," kata Sudarno.

Berita Terbaru