Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Asah Kemampuan Bahasa Inggris dan Pengenalan Budaya Negara Lain, Siswa Ini Ikuti Klub Percakapan Global

  • Oleh Agustinus Bole Malo
  • 25 April 2021 - 21:00 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang - Tiga orang siswa SMA asuhan Rumah Belajar Gege di Desa Jaar, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur mengikuti Zoom Meeting English Conversation atau percakapan bahasa inggris yang digelar oleh Global Quarantine Conversation Club.

Global Quarantine Conversation Club merupakan klub percakapan global yang anggota pelajar setingkat SMA dan mahasiswa dari 20 negara di dunia, di antaranya Armenia, Bangladesh, India, Vietnam, Taiwan dan Korea Selatan.

"Dari sini yang ikut ada Yeremia, Wulan dan Herlina. Tujuan dari kegiatan tersebut untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak-anak yang belajar di Rumah Belajar Gege," ungkap pengelola Rumah Belajar Gege, Desy Apriati Anggu di Desa Jaar, Minggu, 25 April 2021.

Desy melanjutkan, guru-guru yang hadir dalam acara virtual tersebut yakni guru internasional dari Program Global Educators Resoursces Bank (Bank Sumber Daya Pendidik Global) yang berasal dari Amerika Serikat, Armenia, Brazil, Indonesia, Korea Selatan dan negara lainnya.

"Salah satu guru yang berasal dari Indonesia yang tinggal di Arizona Amerika Serikat sejak 2016 yaitu Ferrawati Spencer yang lahir dan besar di Palangka Raya," ujar Desy.

Dia menjelaskan, Ferrawati merupakan lulusan FKIP Bahasa Inggris tahun 2008 dan penerima beasiswa dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk program inisiatif perguruan tinggi komunitas.

"Dia kemudian melanjutkan pendidikan di Arizona dan sekarang menjadi guru internasional dan guru pembina untuk Rumah Belajar Gege sejak Februari 2021," terangnya.

Menurut Desy, Global Quaratine Conversation Club juga menjadi wadah bagi guru dan siswa dari berbagai negara bertemu sebagai wujud dari pendidikan kewarganegaraan yang mempromosikan koneksi dengan orang dari berbagai belahan dunia dan pemahaman lintas budaya (cross cultural understanding).

"Sehingga tidak hanya kemampuan bahasa Inggris anak-anak yang diasah, tetapi juga pemahaman akan budaya dan kehidupan siswa dari negara lain di seluruh dunia," tandasnya. (BOLE MALO/B-7) 

Berita Terbaru