BORNEONEWS, Sampit - Pemortalan jalan utama PT Borneo Sawit Perdana (BSP) kini mulai dilepas masyarakat. Masyarakat yang sebelumnya menunggu di situ sudah membubarkan diri.

Pembongkaran itu dilakukan setelah DPRD Kotim turun ke lapangan dan berjanji akan menyelesaikan persoalan itu melalui pemanggilan terhadap perusahaan serta warga nantinya.

“Komisi II langsung tangani. Perusahaan kami minta komitmennya untuk menyelesaikan dan merealisasikan tuntutan warga, salah satunya kewajiban plasma 20 persen itu. Akan ditindaklanjuti melalui rapat usai lebaran nanti,” kata Sekretaris Komisi II DPRD Kotim, Juliansyah, Selasa, 11 Mei 2021.

Juliansyah mengungkapkan, hasil pertemuan dengan perusahaan bersedia merealisasikan plasma 20 persen itu dengan luasan total lahannya yakni 2.100 hektare.

Namun, luasan itu nantinya tidak hanya diberikan kepada warga Desa Rubung Buyung, tetapi juga untuk 9 desa yang masuk wilayah izin usaha PT BSP.

Sedangkan, untuk areal yang sudah ditanam walaupun berada di luar izin maupun sempadan sungai, perusahaan enggan menyerahkannya.

"Perusahaan siap memberikan lahan 2.100 hektare lahannya. Tapi perlu dicatat perusahaan bersedia bukan areal lahan mereka yang sudah ada dan ditanam saat ini, artinya cari lahan baru dan mereka siap membangunnya,” kata Juliansyah.