Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kaur Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pogacar Juara Tour de France 2 Kali Secara Beruntun

  • Oleh ANTARA
  • 19 Juli 2021 - 10:00 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Tadej Pogacar pada Minggu menjadi pebalap sepeda termuda yang menjuarai Tour de France dua kali secara beruntun.

Pebalap berusia 22 tahun asal Slovenia yang menjuarai Tour de France dalam debutnya tahun lalu itu mengalahkan rival-rivalnya di pegunungan Alpen melalui serangan jarak jauh pada etape delapan dan mengendalikan kompetisi hingga usai.

Dia mengalahkan pebalap Denmark Jonas Vingegaard dengan jarak lima menit 20 detik, sedangkan pebalap Ekuador Richard Carapaz menduduki peringkat tiga dengan selisih waktu 7:03 dari sang juara ketika tim Ineos Granadier gagal bersinar kembali setelah tahun lalu juga gagal.

Pogacar menyelesaikan etape 21 pada Minggu dengan bermain aman di dalam rombongan ketika pebalap Belgia Wout van Aert mengalahkan kompatriot Jasper Philipsen lewat sprint. Pebalap Inggris Mark Cavendish finis ketiga hari itu.

Pogacar melewati pertarungan final itu dari peloton utama dan mengangkat tangannya ketika dia melintasi finis.

"Saya melihatnya sebagai sang Kanibal baru," kata juara Tour lima kali Eddy Merckx yang menyandang sebutan itu karena nafsu yang tak pernah terpuaskan untuk menang dan menjuarai Tour pertamanya pada 1969 saat berusia 23 tahun.

"Dia sangat kuat. Saya melihat dia memenangi beberapa edisi Tour dalam beberapa tahun ke depan. Jika tidak terjadi apa-apa kepadanya, dia tentunya bisa memenangi Tour de France lebih dari lima kali," kata Merckx seperti dikutip Reuters.

Pada saat Pogacar mengaku tidak ingin dibanding-bandingkan, pebalap tim UAE Emirates itu membuat rival-rivalnya waspada saat dia menyerang di Col de Romme pada etape delapan yang merupakan manuver serupa dengan yang dilakukan Merckx atau juara Tour lima kali lainnya Bernard Hinault.

Pogacar menjuarai dua etape tanjakan di Pyrenees dan satu individual time trial, yang menjadi bukti kualitasnya sebagai pesepeda serba bisa. Tanda kelemahan awalnya muncul pada pekan kedua saat melaju di Mont Ventoux.

Dia menyelesaikan Tour dengan juga memakai jersey putih sebagai pebalap terbaik di bawah usia 25 tahun serta jersey polkadot untuk klasifikasi tanjakan, seperti tahun lalu.

Berita Terbaru