Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Pekalongan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ombudsman Harapkan Pelayanan Vaksinasi Maksimal Tanpa Timbulkan Kerumunan

  • Oleh Apriando
  • 11 Agustus 2021 - 13:50 WIB

BORNEONEWS Palangka Raya - Kepala Ombudsman RI Perwakilan Kalteng, R Biroum Bernardianto mengharapkan agar pelayanan vaksinasi di Kalteng pada masa PPKM dapat maksimal tanpa menimbulkan Kerumunan.

"Saya harapkan adanya terobosan-terobosan baru, sehingga vaksinasi di wilayah Kalteng ini dapat lebih optimal lagi untuk masyarakat, artinya jangan sampai menimbulkan kerumunan, dan harus dengan kehati-hatian," katanya, Rabu, 11 Agustus 2021

Biroum mengungkapkan, jangan sampai terjadi kerumunan seperti yang viral diberitakan di berbagai media beberapa waktu lalu. Kejadian tersebut diharapkan dapat menjadi pelajaran sehingga penyelenggaraan vaksinasi dapat lebih optimal dirasakan masyarakat.

Ia menilai, semangat pemerintah dan masyarakat dalam pelaksanaan vaksinasi memang sangatlah menggebu-gebu, namun harus dengan kehati-hatian dimana pada masa pandemi dan pemberlakuan PPKM pada masa sekarang.

Pria yang akrab disapa Biroum juga mengharapkan agar pelaksanaan vaksinasi tersebut harus disertai dengan koordinasi yang baik dari semua pihak pemerintah daerah dan penyelenggara serta dengan penyampaian informasi yang tepat khususnya kepada masyarakat yang ingin divaksin. Sehingga, mereka tidak seperti berlomba-lomba datang yang dapat berdampak pada munculnya kerumunan.

"Jangan nanti masing-masing berjalan sendiri-sendiri, Kita ingin cepat vaksinasi berjalan cepat namun juga harus dengan kehati-hatian," pintanya.

Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi sekarang telah cukup baik, semua instansi terkait, baik itu pemerintah dan instansi lainnya telah bekerja sama secara maksimal dalam penanganan pandemi Covid-19.

Biroum memberikan saran agar pelayanan vaksinasi, dalam kaitannya proses mana yang dianggap paling baik, hal tersebut yang harus dijalankan. Misalnya seperti pendaftaran secara manual bagi masyarakat yang belum memahami teknologi maupun secara online, atau dapat juga langsung melakukan jemput bola dari rumah ke rumah.

Hal lainnya seperti melalui zonasi, regionisasi, melalui RT setempat, diidentifikasi yang sudah melakukan vaksinasi dan yang belum, karena pastinya vaksinasi tersebut mempunyai NIK.

Walaupun, lanjutnya, hal seperti itu kesannya akan sedikit lambat, tapi lebih baik daripada buru-buru vaksinasi namun tidak teratur dan berhati-hati.

"Saya harapkan dapat mencari pola yang memungkinkan, sehingga tidak memiliki resiko kerumunan dan jika terjadi kerumunan vaksinasi tersebut harus di stop sementara," harapnya. (APRIANDO/B-7)

Berita Terbaru