Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bolmong Timur Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pencegahan Sejak Terpapar Virus Corona Kurangi Risiko "Long COVID"

  • Oleh ANTARA
  • 29 September 2021 - 18:25 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Seseorang yang terlambat menangani COVID-19 setelah terpapar virus berisiko mengalami long COVID, di mana gejala-gejala COVID-19 masih terasa setelah melewati empat pekan setelah terinfeksi.

Dokter spesialis penyakit dalam dr. Wirawan Hambali, Sp.PD dari Universitas Indonesia mengatakan pencegahan long COVID dilakukan sejak seseorang terinfeksi virus corona.

"Kalau sejak awal takut diperiksa bisa bahaya karena bisa jadi pengobatan COVID-19 terlambat dan berdampak pada seberapa peradangan terjadi," jelas Wirawan dalam webinar kesehatan, ditulis Rabu.

Ketika virus corona masuk ke dalam tubuh, dampaknya bisa terjadi di berbagai organ, bukan cuma paru-paru karena virus ini punya dampak sistemik di mana seluruh tubuh bisa terkena. Virus ini bisa berdampak kepada hati, ginjal, otak, usus hingga pembuluh darah.

Bila terlambat ditangani sejak awal, dikhawatirkan peradangan terjadi di banyak tempat. Dia menganalogikan peradangan dalam tubuh seperti kebakaran hutan. Api yang sudah menyebar luas dan membakar seluruh hutan lebih sulit dipadamkan dibandingkan api yang membakar sedikit area.

"Semakin tinggi peradangan, dampak long COVID lebih banyak," katanya.

Dia mengatakan, angka prevalensi gejala pasca COVID-19 sebesar 63,5 persen dari penyintas dan sisanya tidak merasakan gejala pasca COVID-19.

Gejala klinis yang sering muncul di meliputi kelelahan, sakit kepala, gangguan atensi, rambut rontok, sesak napas dan batuk, nyeri otot dan sendi serta tulang, gangguan pencernaan, belum kembalinya indra penciuman dan indra perasa hingga gatal dan ruam pada kulit.

Bila dicek di laboratorium, hasil X ray juga belum normal seperti sebelum terinfeksi virus corona. Ada pula gejala psikis yang terjadi pada pasien pasca-COVID-19, yakni demensia, depresi, kecemasan, gangguan atensi dan obsesif kompulsif. Suasana hati yang berubah-ubah secara cepat juga bisa terjadi sehingga gejala pasca-COVID-19 dapat berdampak terhadap kehidupan sosial.

Seseorang disebut mengalami gejala pasca-COVID-19 akut bila gejalanya menetap selama 4-12 pekan sejak awitan COVID-19 dan pasca-COVID-19 kronik bila gejala masih bertahan selama 12 pekan atau lebih sejak awitan COVID-19.

Berita Terbaru