Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Pesisir Barat Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Belum Ada Laporan Kasus Demam Babi Afrika di Barito Timur

  • Oleh Agustinus Bole Malo
  • 18 Oktober 2021 - 14:10 WIB

BORNEONEWS, Tamiang Layang - Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Barito Timur memastikan belum ada informasi maupun laporan masyarakat terkait adanya kasus kematian babi secara mendadak yang diduga terserang penyakit Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).

"Belum, sampai saat ini belum ada laporan kasus ASF di Barito Timur," ujar Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Barito Timur, Mishael melalui Kabid Peternakan, Junia Hariyati, Senin, 18 Oktober 2021.

Meski demikian dia melarang masyarakat mendatangkan babi dari wilayah endemik ASF demi menghindari penyebaran penyakit tersebut ke wilayah Barito Timur.

Medik Veteriner Muda Dinas Perikanan dan Peternakan, Dokter Hewan Akhmad Rizaldi juga menyampaikan pesan kepada peternak maupun penyuluh pertanian lapangan atau PPL, jika menemukan ada kasus kematian babi mendadak dalam jumlah banyak agar segera melaporkan ke dinas perikanan dan peternakan maupun di UPT Puskeswan Tamiang Layang dan Ampah.

"Karena kalau tidak ada laporan aktif dari masyarakat atau PPL kami tidak bisa melakukan investigasi," kata Rizaldi.

Dia menjelaskan, ASF adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 persen sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar.

Tanda-tanda klinis ASF yakni kemerahan di bagian perut, dada dan scrotum, diare berdarah, berkumpul bersama dan kemerahan pada telinga, demam 41 derajat celsius, konjungtivitis, anoreksia, ataksia, paresis, kejang.

Kemudian kadang-kadang muntah, diare atau sembelit, pendarahan kulit sianosis yang menyebabkan babi menjadi tertekan, telentang, kesulitan bernapas dan tidak mau makan. "Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan," ujarnya.

Meski demikian, lanjut dua, ASF tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat. ASF bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau zoonosis.

Seperti diketahui, dalam beberapa hari terakhir terjadi ratusan kasus kematian ternak babi secara mendadak di beberapa kabupaten di Kalimantan Tengah akibat terserang penyakit ASF.

Menurut data pada Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) kasus kematian babi mendadak terjadi di Kabupaten Katingan, Murung Raya, Gunung Mas, Pulang Pisau dan Kota Palangka Raya. (BOLE MALO/B-6)

Berita Terbaru