Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sukoharjo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

TP PKK Kotim Tekankan Pencegahan Stunting

  • Oleh Usay Nor Rahmad
  • 30 November 2021 - 16:46 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kotawaringin Timur menekankan pentingnya pencegahan stunting. Hal ini merupakan tugas yang juga menjadi konsentrasi dari PKK di semua tingkatan. 

“Ini merupakan masalah yang sangat kompleks di masyarakat sehingga sangat membutuhkan peran lintas sektor terkait. Termasuk TP-PKK,” kata Ketua TP-PKK Kotim, Khairiyah Halikinnor saat mengadakan pertemuan di Mentaya Hilir Utara, Senin 29 November 2021. 

Diketahui, stunting merupakan salah satu masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Ini berdampak pada kegagalan pertumbuhan anak, seperti tinggi badan anak tidak sesuai dgn usianya (kerdil).  

Menurut Khairiyah, PKK harus berperan aktif dalam mencegah stunting khususnya di Kabupaten Kotim. Menurutnya yang harus ditekankan dalam penanganan stunting yaitu pertama, pentingnya memperhatikan asupan makanan bergizi bagi ibu Hamil, Bayi dan Balita.

Ia menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan otak sangat ditentukan oleh asupan gizi pada masa periode emas yakni dihitung sejak janin berada dalam kandungan selma 9 bulan (270 hari) sampai balita berumur 2 tahun (730 hari) : 80 persen terjadi dimasa janin berada dlm kandungan dan 20 persen pada saat anak itu lahir sampai usia 2 tahun.

"Berdasarkan target pemerintah pusat, data bayi dan balita yang terinput dalam aplikasi e-PPGBM minimal 80 persen, sampai dengan saat ini untuk Kabupaten Kotawaringin Timur baru terinput sebesar 71 persen, artinya belum mencapai target pemerintah pusat," katanya. 

Kotawaringin Timur telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai salah satu kabupaten lokus penanganan stunting dengan angka yang cukup tinggi yaitu 48,84 persen, tertinggi di Kalimantan Tengah. Berdasarkan prevelensi sebaran stunting di Kabupaten Kotawaringin Timur, per 27 Agustus 2021 di Kotawaringin Timur sebesar 22 persen menurun 5 persen dari 27 persen per 31 Desember 2020.

“Melihat fakta tersebut maka kita harus bersama-sama untuk menjadikan stunting ini sebagai persoalan yang serius dan harus diatasi secara bersama pemerintah daerah,”tandasnya. (USAY NOR RAHMAD/B-11)

Berita Terbaru