Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Banjir Rob Akibat Gelombang Pasang di Pesisir Kumai, Ini Penjelasan BMKG

  • Oleh Wahyu Krida
  • 09 Desember 2021 - 14:55 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Gelombang pasang hingga menyebabkan banjir rob terjadi di kawasan pesisir Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), beberapa hari lalu. 

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Kelas III Iskandar Aqil Ihsan, Kamis, 9 Desember 2021 menjelaskan, terjadinya gelombang pasang tersebut akibat pengaruh Siklon Tropis Nyatoh (994 hPa) dan fenomena Perigee bulan.

"Siklon Tropis Nyatoh ini terpantau di Laut Filipina dan sejak semalam bergerak menjauh dari wilayah Indonesia. Pergerakannya memberikan dampak pada ketinggian gelombang di Perairan Sangihe, Kepulauan Talaud Halmahera Utara, dan Papua," jelas Aqil Ihsan.

Aqil Ihsan melanjutkan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat daya, barat laut, dan kecepatan angin mencapai 8 sampai 30 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Kalimantan.

"Kondisi tersebut ditambah dengan fenomena perigee yaitu posisi bulan berada pada titik terdekat bumi. Jarak terdekat bulan - bumi tanggal 4 Desember 2021 sejauh 356.794 km. Dampaknya adalah pasang surut air laut lebih tinggi dibandingkan biasanya, akibat gaya gravitasi bulan," jelas Aqil Ihsan.

Akibatnya, kata Aqil Ihsan, dengan adanya Siklon Tropis Nyatoh yang ditambah lagi dengan fenomena Perigee bulan, maka berdasarkan analisa gelombang saat terjadinya banjir rob tersebut mencapai 2,5 - 3 M.

"Pada saat kejadian memang terjadi gelombang tinggi di wilayah kita dengan kategori sedang berkisar antara 1,25 - 2,5 M. Dari analisa BMKG, kejadian banjir rob wilayah Kumai, Kraya, Kuala Jelai juga akibat terjadinya konergensi atau belokan angin sehingga terjadi hujan lebat disertai angin kencang," demikian Aqil Ihsan menjelaskan. (WAHYU KRIDA/B-7)

Berita Terbaru