Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Sabu Raijua Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kemendes PDTT Terus Dukung Desa Wisata Seluruh Indonesia

  • Oleh ANTARA
  • 11 Desember 2021 - 13:40 WIB

BORNEONEWS, Jakarta - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terus mendukung upaya-upaya memajukan desa-desa wisata di seluruh Indonesia.


"Dampak baik dari desa wisata adalah kemajuan desa. Hal itu tampak pada peningkatan pendapatan asli desa (PADes), desa menjadi terkenal, pengalaman baru bagi warga masyarakat dan generasi muda, dan sejumlah dampak kemajuan lain," ujar Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.


Ia mencontohkan Desa Wisata Ujunggebang Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu merupakan praktik terbaik dari pengembangan dan pembangunan desa di Indonesia.


"Desa wisata pantai ini dulunya tempat sampah yang saat ini sudah bagus dan bersih. Para pemuda-pemuda di desa ini begitu kompak karena mereka bergerak untuk membersihkan selama lima bulan untuk ngurusin sampah ini, hingga menjadi desa wisata," tuturnya saat mengunjungi Pantai Plentong, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/12).


Pantai Plentong dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ujunggebang, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu.


Dampak yang baik bagi kemajuan desa membuat ia mendukung pengembangan desa wisata.


"Dampak yang baik inilah yang dibutuhkan untuk percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Karena itu, saya mengajak agar desa wisata terus dikembangkan," katanya.


Sebelum ke Pantai Plentong, Gus Halim, demikian ia biasa disapa, berziarah ke makam pionir pembangunan transmigrasi di Desa Sukra, Kecamatan Sukra, Indramayu.


Kunjungan itu merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Bakti Transmigrasi (HBT) Ke-71 yang jatuh pada Minggu (12/12).


Kegiatan ziarah ke makam pionir pembangunan transmigrasi itu agenda rutin untuk mengenang peristiwa kecelakaan salah satu rombongan bus transmigran asal Kabupaten Boyolali menuju UPT Rumbiya, Sumatera Selatan pada 11 Maret 1974 di Desa Sukra.

Peristiwa nahas ini mengakibatkan meninggalnya 67 korban pada fase awal program transmigrasi yang dijalankan oleh pemerintah sebagai langkah untuk penyebaran pembangunan di Indonesia.


"Setiap tahun dalam rangka peringatan HBT kita agendakan mengadakan tabur bunga dan bertemu keluarga para pionir transmigran yang gugur," ujar Gus Halim.


Ia mengatakan agenda tahunan dalam rangkaian peringatan HBT ini merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan serta doa kepada para pionir yang gugur.


"Makam ini sebagai tanda perjuangan pionir pembangunan transmigrasi di Indonesia. Saya berharap kepada para transmigran di seluruh Indonesia agar dapat mengembangkan potensi dan sukses di tempat transmigrasi," ucapnya.

ANTARA

Berita Terbaru